Moms kali ini saya akan sharing tentang pengalaman dengan TBC yg dialami oleh keponakan saya yang terindikasi saat usia 1 tahun. Karena kebetulan saya ikut concern selama proses pengobatan dan penyembuhan sang ponakan sehingga saya cukup ingat detailnya. Berawal dari kebingungan adik saya karena anaknya alias keponakan saya berat badannya dibawah standar normal,susah makan dan sering batuk pilek namun sang anak cukup aktif. Saking seringnya hampir setiap bulan ponakan saya selalu batuk pilek. Sampai suatu saat adik saya membaca diskusi di sebuah grup parenting dan beberapa orang tua sharing bahwa anak mereka dengan indikasi sama dengan keponakan saya positif terindikasi TBC setelah dilakukan test mauntoux. Jadi text mauntoux ini dilakukan utk mengetahui apakah seseorang mengidap TBC atau tidak.
Dari situlah adik saya berinisiatif melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah anaknya terkena TBC atau tidak. Di rumah sakit adik saya menyampaikan kegelisahannya pd Dsa dan ingin agar anaknya di test mauntoux dan dokterpun menyetujui permintaan adik saya utk test mountoux. Ternyata dari hasil test mauntoux keponakan saya negative TBC diindikasikan dengan tidak adanya ruam di area bekas suntikan tes Mauntoux.Untuk lebih menyakinkan lagi, dokter menyarankan untuk Rontgen dan ternyata dari hasil rontgen ponakan saya positif terkena TBC alias Flex paru.
Tentunya hasil tersebut ibarat petir disiang bolong bagi kami sekeluarga. Kami berfikir bagaimana mungkin anak usia 1 tahun bisa terkena TBC. Kami pun bertanya tanya kira-kira apa penyebabnya. Padahal suami adik saya bukan perokok dan lingkungan keluarga besar kami juga bukan perokok,tapi memang keponakan saya ini sering diajak ke rumah tetangga saya. Seorang ibu berusia paruh baya yang merupakan perorok aktif dan kadang kami melihatnya sering batuk batuk. Karena gemas dan sayang dengan keponakan, ibu ini sering kali menggendong dan mengajak keponakan saya bermain dirumahnya. Adik saya pun tidak sampai hati membatasi interaksi anaknya dengan sang ibu tersebut.Disini saya menekankan bahwa saya tidak bisa menduga dengan pasti apa penyebab ponakan saya bisa mengidap flex karena saya tahu ada banyak faktor yang bisa jadi penyebab nya. Apalagi ponakan saya sering berinteraksi dengan banyak orang di lingkungan sekitar yang background kesehatannya kami tidak tahu pasti.
Dokterpun menceritakan bahwa ada banyak kasus TBC menyerang anak balita.Bahkan dokter menyebut ada kasus anak usia 2 bulan yang juga terkena TBC. Dari vonis ini akhirnya ponakan saya diharuskan menjalani pengobatan rutin dengan meminum obat secara rutin setiap hari selama 3 bulan dan kontrol setiap bulannya. Di bulan ketiga saat kontrol dokter mengatakan pengobatan diteruskan sampai bulan ke 6. Moms bisa bayangkan bagaimana perjuangan meminumkan obat setiap hari tanpa boleh ada yang terlewat karena bila terlewat bisa bisa harus diulang dari awal dan bila dihentikan pengobatan akan membuat virus TBC nya semakin kebal utk dimatikan. Pastinya banyak kesulitan yang harus dihadapi karena memberikan obat pada anak kecil jauh lebih susah ketimbang orang dewasa. Di artikel berikutnya saya akan sharing tentang perjuangan meminumkan obat selama 6 bulan.
Dan syukurnya kini setelah perjuangan yang cukup panjang dan melelahkan selama 6 bulan keponakan saya berdasarkan hasil rontgen kedua sudah dinyatakan bersih dan bebas dari TBC. Nafsu makannya pun kini jauh lebih baik dari sebelumnya.
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments