Apakah empati itu?
Apa makna empati? Empati merupakan kondisi jiwa yang merasakan pikiran, perasaan, atau keadaan yang sama dengan orang lain. Orang yang mempunyai sifat empati mampu melihat situasi dari sudut pandang orang lain sehingga akan dapat menghayati perasaan dan emosi orang tersebut.
Empati juga merupakan hal yang membedakan kita dari makhluk hidup lainnya, yang membuat kita menjadi “manusia”. Sifat ini merupakan pondasi berperilaku etis, menjaga hubungan baik antarsesama, mencintai dengan tulus, dan meraih kesuksesan hidup. Sifat ini juga dapat mencegah perundungan dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya terhadap sesama manusia. Lebih lanjut, empati dapat membantu seseorang untuk melakukan pekerjaan terutama di bidang yang menitikberatkan peran utama manusia.
Diperlukan waktu bagi seseorang untuk mendekatkan diri kepada orang lain, seperti untuk mempererat persahabatan dan membantu orang lain dengan tulus. Oleh karena itu, supaya si Kecil memiliki empati dalam hidupnya, orang tua perlu mengajarkan dan mengasah kepekaannya.
Apa saja ciri-ciri orang dengan empati tinggi?
Orang dengan tingkat empati tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-
Mempunyai rasa peduli terhadap orang lain tinggi
-
Pendengar yang baik saat ada orang bercerita
-
Paham perasaan orang lain dengan baik
-
Sering memikirkan perasaan orang lain
-
Sering menjadi tempat curahan hati orang lain
-
Sering menjadi penengah atau penasihat masalah orang lain
-
Ingin selalu membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan
-
Sering memikirkan atau terbebani peristiwa yang bersifat tragis
-
Mudah mengetahui jika ada seseorang yang berkata tidak jujur
-
Mungkin merasa kelelahan dan kewalahan ketika berada dalam situasi sosial
Apa saja manfaat empati?
Tidak hanya untuk diri sendiri, berempati juga bermanfaat untuk orang lain. Manfaat empati adalah sebagai berikut:
Dapat mengatur emosi diri sendiri
Terkadang suasana hati yang kurang baik disebabkan karena perilaku orang lain yang tidak sesuai dengan kehendak kita. Nah, berempati pada orang lain akan membantu mengendalikan emosi diri sehingga tidak mudah stres.
Membangun hubungan sosial yang lebih erat
Orang yang berempati mampu memahami apa yang sedang ada dalam pikiran dan perasaan orang lain. Jadi, orang dengan empati tinggi mampu memberikan respons tepat dalam situasi-situasi sosial apa pun.
Membiasakan perilaku tolong-menolong
Orang dengan empati tinggi akan dapat membayangkan bagaimana rasanya ketika berada di posisi orang lain. Dengan demikian, akan terlatih untuk melakukan sesuatu yang dapat meringankan masalah atau beban orang lain tersebut.
Bagaimana cara agar rasa empati si Kecil tumbuh?
Tunjukkan empati pada anak dan meminta si Kecil mencontoh
Anak-anak merupakan peniru ulung yang akan meniru segala hal yang dilakukan orang dewasa. Maka dari itu, tunjukkan empati kepada si Kecil. Tumbuhkan rasa bahwa Moms & Dads percaya pada kemampuan si Kecil dan jadilah “rumah” baginya sehingga dia merasa aman dan nyaman. Bonding yang baik antara orang tua dan anak menjadi kunci menumbuhkan keinginan si Kecil untuk mengadopsi nilai-nilai yang diajarkan dan dianut orang dewasa, termasuk dalam hal membangun empatinya terhadap orang lain.
Moms & Dads dapat melibatkan keluarga dalam komunitas sosial. Di sini, anak akan bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Ekspresikan minat Moms & Dads pada orang-orang dari latar belakang beragam ini yang sedang menghadapi berbagai jenis tantangan hidup.
Ajarkan untuk menghargai sudut pandang orang lain
Tidak ada manusia yang sama. Tentu akan ada kalanya pendapat orang lain tidak sesuai dengan kita. Ajarkanlah si Kecil untuk melihat sudut pandang orang lain dan mencari kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan dari opini tersebut.
Bantu si Kecil memahami bahwa dunia tidak berputar di sekitar mereka. Penting bagi Moms & Dads untuk mengajarkan bahwa orang lain juga perlu dipedulikan. Misalnya, selalu mengingatkan si Kecil untuk bersikap sopan bahkan ketika mood-nya sedang buruk, atau meminta si Kecil tidak bermain gadget dan membantu pekerjaan bersih-bersih rumah, serta mengatakan pada si Kecil untuk tidak berbicara terlalu keras ketika berbincang-bincang dengan teman sebaya.
Berikan kesempatan pada si Kecil untuk melatih empati
Teori saja tidak cukup. Jika praktik nol, si Kecil bisa menjadi bingung dan tidak terbiasa berempati. Karena itu, carilah atau buat suasana supaya si Kecil dapat mempraktikkan teori empati yang sudah diajarkan. Misalnya, mendorongnya untuk berbicara dengan teman sekelas / sebaya atau mengadakan pertemuan / diskusi keluarga. Dorong juga si Kecil untuk tidak hanya melayani sesama atau “melakukan untuk” orang lain, tetapi juga “melakukan dengan” orang lain.
Perluas lingkaran pergaulan si Kecil
Semakin luas lingkar pergaulan si Kecil, semakin besar pula kesempatan untuk mengajarkan dan membiasakan perilaku empati. Ajak si Kecil menemui orang-orang dengan latar belakang yang berbeda atau yang sedang berjuang dengan kehidupannya. Minta si Kecil untuk mencoba memahami orang lain walau sebenarnya tidak setuju atau tidak sependapat.
Bantu si Kecil mengembangkan pengendalian diri dan mengelola perasaan secara efektif
Seringkali anak-anak tidak mengungkapkan empati bukan berarti karena tidak memilikinya, tetapi karena anak-anak memiliki perasaan yang menghalangi empati mereka. Misalnya, si Kecil ingin menghibur teman yang diejek karena penampilannya, tetapi si Kecil merasa malu terlihat dekat dengan teman tersebut. Jika demikian, orang tua harus mendukung si Kecil mengelola perasaan negatif, stereotip, dan prasangka tentang orang lain, sehingga si Kecil bisa menunjukkan empati terhadap teman tersebut dengan tulus.
Bagaimana cara si Kecil mengendalikan diri dan mengelola perasaan secara efektif?
Minta si Kecil mengidentifikasi perasaannya
-
Minta si Kecil menyebutkan perasaan yang sedang dirasakan
-
Dorong dia untuk berbicara kepada orang tuanya mengapa merasakan seperti itu
Ajarkan tiga langkah pengendalian diri
-
Berhenti melakukan aktivitas yang sedang dijalankan
-
Tarik napas dalam-dalam melalui hidung dan embuskan melalui mulut
-
Hitung sampai 5
Selesaikan konflik
-
Cobalah untuk mendiskusikan masalah untuk mencapai saling pengertian
-
Dengarkan apa yang dirasakan si Kecil
-
Parafrase perasaan yang diungkapkan sampai si Kecil merasa dipahami
-
Ajarkan bagaimana cara orang dewasa menanggapi perasaan yang sulit
Rasa empati memang tidak bisa tumbuh secara instan. Namun, rasa empati yang rendah atau sulit ditumbuhkan dapat menghambat kehidupan sehari-hari. Lakukan tips mengajarkan empati pada anak di atas terus-menerus agar rasa empati si Kecil terasah seiring dengan berjalannya waktu. Memang, pada hakikatnya, belajar berempati itu perlu latihan dan pedoman, seperti halnya belajar bahasa atau olahraga.
Namun, jika si Kecil terlihat memiliki kesulitan berempati, ada baiknya Moms & Dads mengonsultasikan kondisi ini kepada psikolog agar segera mendapatkan penanganan dini dan tepat.
Referensi: Alo Dokter, MCG Harvard, UIN Malang
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments