Beberapa saat yang lalu warganet dikejutkan dengan kabar meninggalnya artis K-Pop yang bunuh diri karena depresi & sering dibully warganet melalui akun sosial medianya. Ternyata kejadian tersebut pun juga pernah terjadi di negeri ini, kali ini bukan menimpa artis melainkan seorang bocah kelas 2 SMP di Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang pernah dihadiahi sepeda oleh Presiden Joko Widodo. Menurut berita yang beredar, anak tersebut nekat bunuh diri lantaran dibully oleh teman-temannya karena kondisi keluarganya.
Berkaca dari kejadian di atas, garis besar yang akan saya ambil di sini adalah bullying. Bullying biasanya terjadi saat anak mengintimidasi teman sebayanya yang lebih lemah atau memiliki perbedaan. Bullying bisa berakibat fatal bagi korbannya yang tidak tahan menerimanya hingga akhirnya depresi & yang lebih tragis sampai nekat bunuh diri.
Sebagai orang tua, tentu kita ingin anak-anak kita menjadi anak baik & tidak bertindak negatif seperti menjadi pelaku bullying ini kan, Moms? Orang tua pastinya tidak ingin anaknya menyakiti orang lain baik secara verbal maupun fisik. Maka dari itu, penting sekali bagi orang tua untuk mencegah hal itu terjadi. Karena selain merugikan korban, bullying yang tidak ditangani dengan baik juga akan merugikan pelakunya sendiri. Ia akan menjadi agresif & suka mengganggu orang lain yang nantinya akan susah untuk menjalin persahabatan dengan teman sebayanya.
Moms pasti tak ingin hal itu terjadi. Berikut adalah tips agar anak tidak menjadi pelaku bullying yang sudah saya rangkum dari beberapa sumber.
1. Memberikan pengertian pada anak bahwa hal itu tidak baik
Kebanyakan anak yang melakukan bullying itu tidak tahu kalo hal itu buruk (biasanya karena pengaruh teman lainnya). Maka dari itu penting bagi orang tua memberi tahu bahwa tindakan ini tidak baik & dapat berdampak buruk. Selain dapat dijauhi oleh teman, beri tahu kepadanya bahwa ada bahaya lain misalnya akan dihukum oleh sekolah jika bullying dilakukan di sekolah.
2. Memberikan pelajaran tentang menghargai perbedaan
Karena bullying biasa terjadi karena perbedaan, maka menghargai perbedaan perlu diajarkan kepada anak agar ia tidak mengejek temannya yang berbeda. Bisa dilakukan dengan cara memberi tahu si kecil bahwa hal itu tidak baik & bisa juga Moms mengajak si Kecil berkunjung ke panti asuhan anak berkebutuhan khusus untuk mengajari sikap empati terhadap perbedaan. Penting juga bagi Moms untuk menanyakan kepada pihak sekolah terkait interaksi si Kecil dengan teman sekolahnya agar tahu bagaimana perilaku anak ketika tidak bersama orang tua.
3. Menanamkan empati pada diri si Kecil
Empati bisa menjadi benteng untuk tidak melakukan bullying karena ia mampu memosisikan diri sebagai orang lain & juga mampu merasakan emosinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara orang tua memberi contoh atau dengan mengajak anak menolong teman sebayanya yang berkekurangan & membantu korban bencana.
4. Memberi contoh
Anak adalah imitasi orang tua, maksudnya adalah anak meniru perilaku orang tuanya. Maka dari itu, sebagai orang tua sebaiknya kita menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Sebaiknya terapkan sikap tenang saat anak melakukan kesalahan, bukan membentak bahkan memberikan hukuman fisik. Karena jika anak sering dimarahi ia akan sulit mengatur emosinya dan cenderung akan menjadi lebih agresif nantinya. Moms juga bisa menerapkan metode time out dalam mendisiplinkan anak.
5. Berkonsultasi dengan dokter atau psikolog
Jika keempat hal di atas sudah dilakukan dan Moms masih kesulitan dalam mengontrol perilaku anak yang negatif, maka datang kepada dokter maupun psikolog adalah hal tepat. Karena mereka akan membantu mengatasi permasalahan emosi yang terjadi pada anak dengan cara konseling.
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments