Libur telah usai. Saatnya si Kecil kembali ke rutinitas harian seperti sekolah, mengerjakan PR, hingga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Dr. Richard Byrd, dokter yang bertugas di Kelsey-Seybold Clinic, Texas, Amerika Serikat, rutinitas keluarga seperti waktu tidur lebih awal dan makan malam di rumah cenderung terganggu selama liburan. Hal ini dapat menyebabkan perilaku tidak sehat.
Bagaimana dengan si Kecil? Jangan sampai suasana liburan merasuk pada saat si Kecil harus sekolah dan mengerjakan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa dan anak. Jika tidak diatasi, hidupnya bisa jadi amburadul dan dia tumbuh menjadi orang yang malas dan tidak bertanggung jawab.
Biar si Kecil kembali semangat setelah liburan, yuk, praktikkan kiat-kiat berikut!
Bicarakan tentang kegiatan kembali ke sekolah
Ada anak yang stres atau cemas tentang sekolah. Cari tahu apa yang membuat si Kecil khawatir kembali ke sekolah dengan cara bertanya langsung padanya. Tawarkan dukungan dengan mengatakan bahwa khawatir dan gugup tentang sekolah itu normal. Yakinkan si Kecil bahwa perasaan yang dimilikinya sama dan kemungkinan besar akan hilang sendiri ketika sudah terbiasa dengan kegiatan sekolah. Kekhawatiran dan keberanian bisa muncul bersamaan jadi ajarkan dia cara mengelola perasaan negatif dan menghadapi tantangan hidup dengan perasaan positif.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Sekolahkan Si Kecil?
Atur rutinitas kembali ke sekolah
Jadwalkan kembali rutinitas yang pernah dilakukan sebelum liburan. Apa yang perlu dilakukan setiap hari untuk sekolah seperti bangun, makan pagi, dan berpakaian? Bantuan apa yang dibutuhkan si Kecil untuk bersiap-siap ke sekolah? Dan buatlah jadwal rutinitas bersama si Kecil tentang apa-apa saja yang bisa dia lakukan sendiri.
Pastikan kualitas tidur si Kecil sehat
Untuk minggu pertama, jam tidur si Kecil mungkin akan terganggu karena masih dalam mode liburan. Jadi, pastikan jam tidurnya memadai yaitu 9-11 jam untuk anak usia 5-13 tahun dan 8-10 jam untuk anak usia 14-17 tahun. Masukkan juga rutinitas olahraga yaitu sekitar satu jam per hari untuk aktivitas fisik sedang hingga berat, yang dijadwalkan tiga kali seminggu.
Awali hari dengan sarapan sehat
Sarapan merupakan waktu makan terpenting. Sarapan yang sehat dengan porsi sesuai akan sangat mendukung hari sekolah yang produktif. Ajak si Kecil ikut mempersiapkan sarapannya mulai dari mengajaknya ke pasar hingga menata makanannya sendiri.
Jika Moms tidak sempat membuatkan sarapan di rumah, mintalah si Kecil sarapan sehat di sekolah. Pastikan sarapan tidak mengandung makanan manis seperti donat atau kue kering, melainkan roti gandum/ makanan pokok, 2% susu, dan telur.
Beri waktu istirahat lebih usai kembali dari sekolah
Ketika si Kecil pulang ke rumah dari hari pertama sekolah, dia mungkin membutuhkan waktu lebih banyak daripada biasanya untuk beristirahat. Tanyakan satu dua pertanyaan singkat tentang bagaimana kegiatannya di sekolah, lalu berikan kesempatan untuknya untuk relaks atau bermain.
Baru setelah si Kecil istirahat, Moms dapat menanyakan pertanyaan yang butuh jawaban tidak hanya sekadar ya atau tidak (open ended questions) seperti “Gimana perasaanmu saat di sekolah tadi?”, “Bagian mana yang paling menarik saat di sekolah tadi?”, “Kapan saat kamu merasa kesulitan di sekolah?”, dan lain sebagainya.
Kasih kesempatan sebanyak mungkin si Kecil untuk bercerita, mendengarkan, dan berbagi pengalaman dengan Moms. Jika dia dapat mengidentifikasi bagian mana saja yang menurutnya sulit dipahami/dilaksanakan di sekolah, tanyakan apakah dia punya ide tentang apa yang dapat membantunya menyelesaikan masalah, dan bantulah membuat rencana untuk mengerjakan solusinya. Jika dia tidak bisa mencari solusi, berikan beberapa saran untuk dipilihnya. Beberapa situasi mungkin membutuhkan dukungan tambahan dari guru jadi pastikan si Kecil mendapatkan dukungan yang tepat.
Bantu ciptakan rasa memiliki sekolah
Rasa memiliki (sense of belonging) di sekolah dapat memengaruhi keberhasilan akademik dan kesejahteraan si Kecil. Fasilitasi sikap positif dengan mengatur nada bicara yang membesarkan hati saat berbicara tentang sekolah. Tunjukkan minat pada kehidupan sekolah dan kegiatan-kegiatannya. Siap sedialah untuk mendukungnya baik secara akademis maupun sosial. Diketahui, penyebab stres terbesar pada anak-anak sekolah adalah pekerjaan rumah dan tugas sekolah. Ketika orang tua lebih terlibat dalam tugas sekolah si Kecil, orang tua akan bisa lebih mampu mendukung si Kecil.
Baca Juga: Tips Agar Anak Mau Sekolah Sendiri, Yuk, Terapkan ke Si Kecil!
Kenali tanda-tanda stres
Meski sehari-hari hidup bersama si Kecil, orang tua bisa saja melewatkan tanda-tanda stres atau kecemasan. Apabila si Kecil menunjukkan tanda-tanda berikut, waspada akan adanya stres atau kecemasan pada anak:
-
Tampak gelisah dan bertingkah atau menangis
-
Lebih lengket daripada biasanya
-
Mencoba melarikan diri dari kelas
-
Menunjukkan peningkatan keinginan untuk menghindari aktivitas melalui negosiasi dan pembuatan kesepakatan
-
Mencoba keluar dari sekolah
-
Kembali ke kebiasaan buruk mengisap jempol, bahasa bayi, atau meningkatkan ketertarikan pada mainan lunak favorit (untuk anak-anak yang lebih muda)
Segera bicarakan dengan guru kelas atau dokter jika perilaku ini bertahan sekitar setengah semester. Mungkin ada sesuatu yang menjadi alasan mengapa si Kecil menunjukkan perangai tersebut, bukan hanya karena ketegangan sekolah biasa, misalnya terkena intimidasi.
Sampaikan bahwa si Kecil dapat curhat kapan saja
Beri tahu si Kecil bahwa tidak ada yang terlarang untuk dibicarakan. Bila Moms & Dads bekerja, atur waktu khusus untuk mengobrol bersama si Kecil selama masa sekolah. Ini dapat membantu mengatasi kegelisahannya saat kembali ke sekolah.
Pastikan vaksinasi si Kecil lengkap
Selalu cek kelengkapan vaksinasi si Kecil jangan sampai terlewat. Perhatikan jadwal vaksinasi dan persiapkan apa-apa saja yang diperlukan untuk vaksinasi. Vaksinasi yang lengkap membantu agar si Kecil tidak mudah sakit selama sekolah. Pada akhirnya, meningkatkan kemampuan akademis dan selangkah lebih maju meraih cita-citanya.
Dukung transisi kembali ke sekolah dengan peralatan dan mainan
Beberapa peralatan dan mainan dapat meredakan stres dan kecemasan si Kecil terkait sekolah. Fidget toys yang tidak membuat distraksi seperti stress ball dapat menawarkan ketenangan sensorik. Contoh fidget toys yang dapat membantu si Kecil memperhatikan pelajaran di antaranya motivational stress ball, tangles, squishies, textured stretchy strings, fuzzy band bracelets, squeeze ball, pull & stretch balls, gel shapes, pocket gel fidget, coil fidget bracelets,dan weighted frog fidgets.
Peralatan lain yang dapat membantu adalah essential oil yang dapat dicium sewaktu-waktu si Kecil membutuhkan ketenangan. Moms juga bisa memberikan buku jurnal untuk ditulis atau digambari saat si Kecil senggang atau jam istirahat.
Bagaimana, Moms? Sudah siapkah si Kecil kembali ke sekolah? Yuk, dukung sepenuhnya kegiatan si Kecil agar ia tumbuh menjadi anak sehat, cerdas, dan bahagia.
Referensi: Kelsey-Seybold Clinic, The Conversation, Your Kid’s Table
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments