Manufacturers

Suppliers

  • 120
  • 15
  • 160
  • 25
  • 400

Tips Agar Anak Mau Sekolah Sendiri, Yuk, Terapkan ke Si Kecil!

MY STORY  |  23 Sep '22


Pendidikan sangatlah penting bagi masa depan seorang anak. Maka, wajar jika orang tua ingin si Kecil mampu mengikuti pelajaran di sekolah dengan lancar dan berprestasi. Meski begitu, yang namanya anak-anak, mereka belum sepenuhnya mengerti manfaatnya sekolah.

Anak-anak yang lebih kecil pun belum bisa mengatur  prioritas dengan benar. Ini terlihat dari si Kecil yang lebih suka main games, nonton YouTube, dan bersendau gurau dengan teman dibandingkan dengan mengerjakan  PR.

Kenapa anak tidak mau sekolah?

Terkadang kita bertanya-tanya, kenapa sih anak kita ogah-ogahan sekolah dan mengerjakan PR? Padahal, kalau pinter di sekolah itu ya mereka sendiri yang untung? Kenapa kok anak-anak nih nggak mau sukses di bidang akademis seperti keinginan Papa Mamanya?
Nah, keinginan Moms & Dads agar si Kecil berprestasi di sekolah justru bisa membuatnya tertekan. Rasa kecewa kita ketika si Kecil gagal di kelas, guru yang tegas saat menjelaskan, adalah beberapa alasan kenapa anak tidak mau sekolah.
Tidak hanya tekanan akademis, si Kecil juga bisa tertekan secara sosial. Apabila si Kecil termasuk anak yang butuh waktu beradaptasi, dia bisa kehilangan kesempatan mengenal teman baru. Si Kecil yang kesulitan berteman bisa ketinggalan tren atau tidak bisa “masuk” ke dalam social circles di sekolah.
Adalah wajar ketika si Kecil punya sahabat baru setiap hari. Bisa jadi yang hari ini dianggap sahabat, besok bukan dianggap sebagai teman nomor satu. Meski tampak lucu, perasaan kehilangan sahabat pada masa kanak-kanak bisa berdampak buruk pada si Kecil. Sebab, mungkin saja si Kecil merasa itu adalah hal terburuk di dunia yang terjadi padanya. Baru saat dewasalah, kita menyadari bahwa itu adalah hal yang benar-benar tidak penting.
Alih-alih memberi tahu si Kecil untuk tidak mengkhawatirkan nilai akademis dan pertemanan, Moms & Dads harus menciptakan atmosfer di mana si Kecil merasa didengar. Misalnya, jika si Kecil kesulitan memahami pelajaran berhitung, bantu dia untuk menemukan cara belajar berhitung yang efisien. Kemudian, apabila si Kecil sedang bertengkar dengan teman sebayanya, dengarkan dia dan pahami apa yang sedang dia alami. Berdiskusilah dengan si Kecil dan bantu dia untuk menemukan solusi yang akan membuatnya merasa lebih baik. Jangan biarkan si Kecil menyerah pada tekanan.

Gimana, dong, cara membujuk anak agar mau sekolah?

Berikut ini cara-cara yang dapat Moms & Dads lakukan untuk membantu memotivasi si Kecil agar semangat bersekolah:

Tetap positif menanggapi tingkah laku si Kecil

Kelola hubungan yang terbuka, penuh respek, dan positif dengan si Kecil. Moms & Dads satu tim dengan si Kecil dalam upaya mensukseskan kegiatan akademisnya. Rasa cemas, frustrasi, dan takut si Kecil tidak dapat mengejar ketertinggalannya dengan anak-anak sebayanya itu normal dan valid. Namun, menanggapi ketidakmauan si Kecil untuk sekolah atau mengerjakan PR-nya dengan emosi negatif ini tidak efektif dan memperburuk keadaan. Jadi, jangan sekali-kali menghukum, menceramahi, dan mengancam si Kecil, ya! Hal-hal demikian malah dapat merusak hubungan orang tua dengan anak dan motivasi sekolahnya.
Ingatlah bahwa si Kecil tidak berperilaku seperti ini sengaja membuat Moms & Dads sengsara. Saat merasa capek dengan kelakuan si Kecil, ingatlah saja bahwa si Kecil belum mengerti sepenuhnya arti tanggung jawab dan disiplin. Tugas Moms & Dadslah yang membantu si Kecil belajar bertanggung jawab. Jangan sampe orang tua dipenuhi pikiran negatif dan menjadikan mogok sekolah sebagai masalah moral. Si Kecil dapat menjadi pemberontak dan marah kepada orang tua alih-alih mencoba memahami esensi belajar di sekolah.

Terlibatlah dalam kehidupan akademis si Kecil

Sebagai orang tua, kehadiran Moms & Dads dalam kehidupan akademis si Kecil sangat penting untuk menjaga komitmen si Kecil. Luangkan waktu untuk mengerjakan PR bersama si Kecil dan beri tahu dia bahwa Moms & Dads siap menjawab apa pun pertanyaannya. Biasakan bertanya padanya tentang apa yang dia pelajari di sekolah dan seringlah melibatkannya dalam diskusi-diskusi menarik.
Dengan menunjukkan minat Moms & Dads pada kehidupan sekolah si Kecil, orang tua dapat menunjukkan bahwa sekolah bisa menyenangkan dan menarik. Cara ini sangat efektif pada anak-anak yang masih muda karena mereka cenderung bersemangat tentang apa pun yang orang tua sukai.
Berbeda apabila anak sudah remaja, mereka bisa marah jika merasa orang tua terlalu banyak pertanyaan. Jadi, pastikan orang tua juga membagikan cerita tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan hari itu. Yang jelas, percakapan selalu lebih baik daripada interogasi.
Meski penting untuk terlibat dalam kegiatan si Kecil, berikan anak-anak yang lebih besar sedikit lebih banyak ruang. Terlalu sering ikut campur dalam kegiatan sekolah bisa membuat anak-anak menolak dan kurang termotivasi untuk berusaha. Hubungan orang tua dengan anak pun bisa menjadi renggang karena ini.

Afirmasi pencapaian si Kecil untuk mengatasi anak yang tidak mau sekolah

Memang, memberi hadiah kepada si Kecil ketika dia berhasil menyelesaikan tugas dengan baik berpotensi mendidik anak menjadi ketergantungan dengan hadiah. Laura Phillips, PsyD, seorang neuropsikolog di Child Mind Institute, mengatakan bahwa anak-anak merespons dengan sangat baik terhadap afirmasi sosial seperti pujian, pelukan, dan tos. “Kemudian, mereka mulai berprestasi karena itu terasa menyenangkan bagi mereka.” Moms & Dads bisa memberikan hadiah kecil berupa camilan, es krim, atau permen, setelah si Kecil mengerjakan PR.

Pecahkan tugas-tugas sekolah menjadi bagian-bagian kecil yang mudah dikerjakan

Ken Schuster, PsyD, merekomendasikan memecah tugas sekolah menjadi beberapa bagian dan menggunakan waktu istirahat sebentar sebagai hadiah ketika si Kecil telah menyelesaikan setiap bagian. Jadi, bagi tugas bersama dan tentukan deadline setiap bagian / sehari harus menyelesaikan seberapa akan membantunya tetap fokus mengerjakan tugasnya.

Hargai usaha daripada hasil

Tanamkan pesan bahwa Moms & Dads menghargai kerja keras. Pujilah si Kecil karena tekun mengerjakan tugas meski sulit, karena mencoba hal-hal yang sebelumnya tidak diyakininya dapat dia lakukan dengan sukses, dsb. Menghargai setiap usaha si Kecil dapat membantu mengajarkan kesenangan untuk mendorong diri sendiri mencapai prestasi. Sebaliknya, jika kita terlampau sering memuji nilai bagus yang didapat dengan mudah, hal ini bisa menjadikan si Kecil tidak perlu berusaha keras.

Biarkan si Kecil membuat kesalahan

Tidak ada orang yang sempurna mendapatkan nilai A pada setiap tugas sekolah. Anak-anak memang butuh dorongan akan tetapi ketahuilah bahwa kesalahan dan kesulitan itu wajar terjadi. Terkadang, satu-satunya cara agar si Kecil belajar mempersiapkan diri dengan baik ke sekolah adalah dengan mencari tahu apa yang terjadi ketika mereka tidak siap.

Konsisten dan tegaslah dengan aturan mengerjakan PR

Orang tua memang harus bersikap positif dan membantu si Kecil. Akan tetapi, pada saat yang sama, Moms & Dads harus secara konsisten menegakkan aturan yang dibuat. Sikap tegas dan konsisten ini akan membuat anak yakin Moms & Dads percaya bahwa dia bisa berhasil meraih tujuannya.
Sikap tegas juga berarti Moms & Dads menegakkan aturan dengan konsekuensi yang efektif. Jika si Kecil tidak mengikuti aturan yang dibuat, terapkan konsekuensinya. Jangan mencoba melindunginya dari konsekuensi yang mungkin muncul karena si Kecil tidak melakukan tugas-tugasnya, termasuk jika itu berarti nilai yang buruk atau gagal mencapai nilai minimal tes.
Dalam bersikap tegas, tetaplah positif. Jika Moms & Dads tidak sengaja berinteraksi secara negatif dengan si Kecil, cobalah untuk menciptakan 10 interaksi positif. Fokus mendukung dan mendorong si Kecil untuk mengikuti kegiatan sekolah dengan baik alih-alih mengkhawatirkan dan mengomelinya.
Jangan pula menganggap nilai-nilai dan performanya di sekolah sebagai cerminan orang tua atau pola asuh orang tua. Ini dapat memperburuk keadaan.

Waspadai tingkat kecemasan si Kecil

Kurangnya motivasi atau tanggung jawab si Kecil terkait sekolah mungkin disebabkan karena kecemasan atau rasa malu. Anak-anak mungkin tidak dapat menjelaskan apa yang mereka alami dan rasakan karena hal ini tidak selalu disadari oleh mereka.
Ketahuilah bahwa kecemasan dapat disalahartikan sebagai sikap yang buruk, kurangnya motivasi, atau tidak bertanggung jawab. Seringkali, seorang anak dapat menutup-nutui emosi yang rentan ini dengan cara rewel, menutup diri, menghindar dari tanggung jawab, atau membangkang orang tua.
Meski sedikit kecemasan dapat menjadi motivasi agar seseorang melakukan yang terbaik, terlalu banyak dapat menghalangi kemampuan si Kecil untuk berpikir serta menghambat otak yang berhubungan dengan motivasi diri.
Jadi, Moms & Dads harus mengenali apakah mogok sekolahnya si Kecil karena dia malas atau cemas. Dengan tenang, bantu dia menyelesaikan pekerjaannya dengan memberinya arahan apa yang harus dia kerjakan untuk membantu mengurangi kecemasannya.

Tentukan study spot

Si Kecil mungkin butuh ketenangan, bebas dari gangguan saudara-saudaranya, untuk belajar. Atau bisa jadi dia malah suka belajar di dekat keluarganya. Bantulah saat dia bereksperimen tempat mana yang cocok untuknya. Namun, ketika dia menemukan study spot-nya, konsistenlah menggunakan spot tersebut untuk belajar.

Konsultasikan pada guru

Agar anak mau sekolah tanpa ditunggu, Moms & Dads bisa bekerja sama dengan guru kelasnya. Guru mungkin punya wawasan tambahan seputar bagaimana memotiviasi si Kecil atau bagian pelajaran manakah yang si Kecil kesulitan. Demikian pula, orang tua dapat membagikan strategi atau informasi tentang si Kecil. Diharapkan, sekolah dapat memberikan atmosfer nyaman untuknya sehingga dia dapat belajar di sekolah tanpa ditunggui.

Ingatkan si Kecil akan tujuan akhir

Untuk anak-anak yang lebih besar, yang telah mulai paham tentang kepuasan yang tertunda, Moms & Dads mungkin perlu mengingatkan kembali tentang tujuan jangka panjang untuk mendorong mereka. Misalnya, untuk masuk ke SMP favorit, anak-anak perlu mendapatkan nilai bagus di ujian akhir. Dengan mengingatkan anak kepada tujuan jangka panjang, tugas-tugas yang dikerjakan akan terasa lebih memuaskan secara pribadi.

Jangan terobsesi dengan masa depan

Ketika si Kecil terlihat tidak menggubris sekolah dan malah menghabiskan waktu untuk bermain, kita sebagai orang tua sering khawatir dan takut anak kita tidak sukses atau tidak bisa mandiri. Buanglah pemikiran ini karena tidak ada orang yang mengetahui masa depan itu seperti apa.
Fokuslah pada sifat-sifat positif si Kecil dan bantu dia mengembangkan kepribadian positifnya di masa sekarang. Alih-alih selalu memikirkan kesuksesan secara akademis, bantu si Kecil berkembang secara sosial, kreatif, dan emosional sehingga dia bisa tumbuh menjadi orang yang maju dan sukses.

Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!

1881 Babyologist Indonesia

Comments

LATEST POSTS

Tips Parenting Cegah Lukai Inner Child Anak

Belakangan ini, istilah Inner Child lagi marak dibicarakan. Sebenarnya, apa itu Inner Child?

Bingung Atasi Bau Mulut Saat Puasa? Ikuti 7 Tips Mudah Berikut

Bagaimana, sih, tips mulut tidak bau saat puasa? Yuk, simak penjelasan lengkap mengenai penyebab dan cara mengatasi bau mulut tanpa membatalkan [...]

Baju Sarimbit Lebaran 2023, Pilih Yang Mana Ya?

Yay, Moms, lebaran sebentar lagi. Waktunya kumpul-kumpul bareng keluarga besar, nih! Sudah siap-siap baju sarimbit Lebaran belum? Kalau belum, [...]

Tips Ajarkan Anak Berbagi dan Berempati

Bagaimana caranya agar anak senang berbagi?

Atasi Obesitas pada Anak, Kenali Gejala dan Komplikasinya

Obesitas anak adalah kondisi anak yang memiliki berat badan di atas berat badan yang sehat untuk usia dan tinggi badannya.

Tips Cegah Keguguran, Salah Satunya Kurangi Minum Kopi

Penyebab keguguran memang sebagian besar di luar kendali Ibu. Meskipun begitu, Moms perlu tahu tips mencegah keguguran yang dapat mengurangi [...]

Peringati Hari Kanker Anak Sedunia 2023, Yuk Kenali Gejalanya!

Tahun ini, Hari Kanker Anak Sedunia bertemakan ‘Better Survival’ is achievable #ThroughTheirHands.

Tanda-tanda Overparenting, Apakah Moms Termasuk?

Membesarkan anak tak hanya soal memberikan nutrisi dan pendidikan formal terbaik. Mengasuh anak dengan tepat juga merupakan tugas dan kewajiban [...]

Dampak Perselingkuhan Terhadap Kondisi Emosional Anak

Tak hanya berdampak negatif pada pasangan, hadirnya orang ketiga dalam sebuah pernikahan juga sangat mempengaruhi kondisi emosional anak.

Ngerasa PakSu Kurang Turut Andil dalam Mengasuh si Kecil? Ternyata Ini Sebabnya

Pernah ngerasa begini, gak, Moms? Apakah karena PakSu bekerja jadi secapek itu sampai nggak mau ngurus anak?

Pentingnya Dukungan Kerabat Terdekat untuk Moms yang Keguguran

Keguguran saat bayi masih dalam kandungan atau selama proses persalinan dapat membuat orang tua, terutama Ibu, merasa amat sangat kesepian. [...]

10 Hal Yang Bisa Dilakukan Keluarga untuk Dukung Postpartum Moms

Sebagai keluarga, Anda dapat mendukung secara emosional seorang Ibu melalui hal-hal berikut:

5 Mainan Penghilang Stres Bantu Si Kecil Kendalikan Emosi

Sama seperti orang dewasa, anak-anak dapat dibimbing untuk menemukan cara mengelola stres dengan sehat. Salah satunya, dengan menyalurkan energi [...]

Si Kecil Alami Pubertas Dini, Berbahayakah?

Pubertas dini ataupun terlambat merupakan hal yang tidak perlu membuat Moms panik atau khawatir. Tak semua perubahan tubuh yang terjadi lebih [...]

Tips Memilih Hotel untuk Anak

Satu hal yang perlu diperhatikan saat merancang Staycation adalah memilih hotel yang tepat. Hotel tersebut harus dapat mengakomodasi kebutuhan [...]

Daftar Baby Carrier Terbaik untuk Temani JJS Akhir Tahun

Baby carrier apa yang bagus? Yuk, kita simak beberapa rekomendasi Minbyo berikut ini!

Tips Staycation Bersama Toddler

Supaya liburan bersama toddler semakin nyaman saat staycation, yuk, simak beberapa tips berikut!

Selamat Hari Ibu 2022, Babyo Moms!

Sebagai seorang Ibu, tentunya Moms juga ingin tahu asal muasal mengapa ada Hari Ibu, siapa pemrakarsanya di Indonesia, dan lain sebagainya. Yuk, [...]

Tips Agar Si Kecil Tidak Mabuk Perjalanan

Mabuk perjalanan adalah salah satu jenis motion sickness. Kondisi ini terjadi karena otak menerima informasi yang bertentangan dari telinga [...]

Babyo Awards 2022 Hadir Lagi, Siapa Saja Nominee-nya?

Tentang Babyo Awards 2022 Babyologist kembali mempersembahkan Babyo Awards 2022, sebuah ajang apresiasi kepada Moms yang selalu berkenan [...]