Ketika ada yang bertanya "Mom kok anakmu saya lihat bisa anteng gitu ya main atau baca buku. Anakku lari-larian mulu"
Oh percayalah bahwa pas anteng itulah anak-anak bisa difoto dan saat lari-larian mana sempat ibunya memagang hp untuk mengabadikan. Jadi sebetulnya behind the camera adalah sebuah proses panjang yang tak terabadikan di layar.
Jadi tidak mungkin ya Moms jika kita mengharapkan anak kita untuk langsung duduk diem mengerjakan asah otak saat pertama kali mereka diberikan. Oh itu sungguh sangat tidak mungkin, kecuali anak-anak yang Gifted mungkin mereka langsung bisa menyelesaikan hal-hal seperti ini.
Anak anak normalnya adalah pembelajar ulung, dan kita sebagai orangtua bertugas mengajarkan mereka dengan tanpa kenal lelah. Kebiasaan-kebiaasaan baik atau tidak baik dimulai dari kecil, bahkan sejak mereka dalam kandungan via sounding kalimat yang berkualitas.
Bagaimana caranya agar mereka bisa anteng main dan baca?
- Bacakan buku sejak mereka masih bayi
Tentunya konten bacaan disesuaikan dengan umurnya ya, kalau masih bayi jangan diberi bacaan berat-berat. Biasanya bayi 0-6 bulan efektif jika dibacakan buku yang kontras warnanya misal hitam putih. Di bawah 5 tahun buku bacaan anak adalah yang banyak gambar dan sedikit tulisan. Lebih bagus lagi yang kertasnya tebal sehingga aman dan tidak mudah sobek. - Kenalkan mainan edukasi sesuai umur mereka
Pertama kenal mainan edukasi hanya sebatas flash card saja, karena dulu tidak apa fungsi mainan edukasi untuk anak. Mainan ya mainan, anak cowok mobilan, anak cewek boneka. Sudah seperti itu saja dulu batas pengetahuan saya. Lalu kemudian makin ke sini makin mengenal dan mulai mengumpulkan sedikit demi sedikit mainan edukasi dan saya berikan sesuai umur mereka. Mainan edukasi ini biasanya ada spesifikasinya kok di kemasannya, diperuntukkan untuk usia berapa. Misal kalau Logico dari Grolier, yang primo dulu untuk usia 3-5 tahun lalu pindah ke Picollo. - Damping saat mereka bermain atau membaca
Semahal apapun mainan edukasi atau buku anak, kalau tidak didampingi orangtua maka hasilnya menurut saya kurang optimal dari sisi penguasaan maupun bonding antara orangtua dan anak. Jangan merasa melepaskan tanggung jawab dengan pembelaan, ah sudah saya belikan mahal-mahal, pasti anak saya tau kok dia disayang. Dampingi mereka, mendampingi tidak hanya dalam menyelesaikan permainan namun juga membangun komunikasi antara orangtua dan anak. - Jangan memaksa dan buat suasana bermain menjadi menyenangkan
Mainan edukasi rata-rata membuat anak berpikir lebih cermat dan detail. Menguras otak juga loh, jadi jika mereka sudah merasa jenuh dan capek ya sudah jangan dipaksa melanjutkan sampai selesai. Kalau saya biasanya akan saya tawarkan dulu si anak, mau kerjain yang mana? Nanti dia akan pilih beberapa soal yang dia akan kerjakan sampai akhir. Jika sudah selesai, beri pujian sewajarnya dan terus beri semangat dengan kalimat positif. - Jangan buru-buru
Anak anak itu butuh proses, butuh waktu berbulan-bulan sampai pada akhirnya mereka minta mainan atau membaca buku sendiri tanpa harus kita yang memancing. - Bereskan sesudah selesai bermain
Terkadang kita nggak sabar menunggu mereka beberes akhirnya kita deh yang cepet-cepet beresin biar tidak berantakan. Padahal seperti itu tidak boleh keseringan karena akan membuat anak lama-lama malas membereskan dan hilang rasa tanggung jawabnya. Ini masih sama-sama belajar sih karena masih suka nggak sabaran kalau lihat sesuatu acak-acakan.
Semoga bermanfaat.
By: Wahyu Prasetiawati via Babyologist
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments