Telat Vaksin BCG? Oh no!
Mommies, sudah familiar kan dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette–Guérin)? Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit TBC atau Tuberkulosis. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya, yang baru vaksin anak saya, Calian saat usianya hampir 6 bulan (jangan ditiru, ya!)
Jadi, kami dulu berdomisili diluar Indonesia. Sebenarnya kami sering berpindah negara, namun di kasus ini kami tinggal di Amerika Serikat. Di Indonesia, penyakit TBC masih cukup marak. Namun, di beberapa negara maju, penyakit tersebut sudah “nyaris” punah. Mengapa saya berkata seperti itu? Salah satu alasannya adalah tidak adanya program vaksin BCG. Bahkan, jika dicari pun, vaksinnya sangat langka.
Suatu negara memiliki program vaksin, yang diperuntukkan untuk mencegah penyakit yang kasusnya masih cukup signifikan atau dikategorikan sebagai wabah, endemik, epidemic atau pandemic. Contohnya adalah: vaksin COVID-19 untuk pandemic, dan vaksin JE/Japanese Enchepalitis yang endemik di pulau Bali – yang disubsidikan, berbeda dengan provinsi lain. Untuk vaksin anak, Indonesia mengikuti rekomendasi IDAI (ikatan dokter anak Indonesia), dan vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir dan dapat diberikan paling lambat di usia 1 bulan (menurut rekomendasi IDAI 2020).
Namun, di kasus kami, Calian di vaksin saat usianya hampir 6 bulan!
Awalnya, kami sudah berusaha mencari vaksin kesana kemari. Selain mencari di RS, pergi ke Klinik DSA, Dinas Kesehatan setempat dan Travel Clinic. Tetap saja di state (negara bagian) kami tidak tersedia. Saya sebagai orang tua sangat khawatir, dikarenakan keluarga kami memiliki Riwayat TBC. Dua kali, malah!
Akhirnya, setelah sampai di Indonesia saya langsung mencari DSA yang bisa kompromi dengan kondisi kami. Saat itu kami disarankan untuk tes Mantoux atau TST (Tuberculin Skin Test) terlebih dahulu. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kuman penyakit penyebab tuberculosis pada tubuh. Sayangnya, tes ini tidak tersedia di rumah sakit swasta yang kami kunjungi, mungkin karena lokasi kami yang berada di kota kecil di Kalimantan – tidak seperti kota besar lainnya di pulau Jawa. Kami pun dirujuk ke instansi Kesehatan yang lain.
Rujukan itu kami bawa ke puskesmas. Dimana saat itu kami menerima beberapa pertanyaan, seperti “kok anaknya gak divaksin? kok divaksin telat?” dll. Sebagainya. Namun, semua saya jalani demi mendapatkan vaksin untuk Cali. Setelah menunggu beberapa hari, tidak ada perubahan di kulit Cali dan dia bisa segera di vaksin. (Silahkan di google sendiri, hasil tes Mantoux untuk melihat hasil negative/positive)
Oh ya, bagi yang penasaran perihal harga vaksin atau harga tes. Saat itu kami tidak dikenakan biaya apapun. Hanya membayar biaya DSA. Cali di vaksin dan di tes di Puskesmas. Vaksin BCG masuk dalam program vaksin anak di Indonesia sehingga tersubsidi. Namun, kejadian diatas jangan ditiru, ya!
Jangan lupa untuk mengikuti skema vaksin di negara tempat anda berdomisili. Agar anda dan keluarga dapat terhindar dari penyakit yang dapat dicegah.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments