Membesarkan anak tak hanya soal memberikan nutrisi dan pendidikan formal terbaik. Mengasuh anak dengan tepat juga merupakan tugas dan kewajiban orang tua, agar anak tumbuh menjadi pribadi yang memaksimalkan potensi miliknya. Meski sudah berhati-hati, tak jarang Moms tanpa disadari melakukan kesalahan dalam menerapkan pola asuh yang tepat. Salah satunya adalah dengan menerapkan pola asuh overparenting. Pola asuh ini malah bisa membangun karakter buruk pada si Kecil.
Apa itu Overparenting?
Pengertian overparenting adalah pola asuh yang cenderung berlebihan hingga mencampuri hidup si Kecil. Tidak hanya hal-hal penting yang memang butuh bimbingan orang tua, hal-hal kecil pun juga turut diatur. Sebutan lain untuk overparenting adalah helicopter parenting dan overprotective.
Asal-muasal orang tua yang overparenting adalah keinginan agar anak selalu benar, tidak dapat mentolerir diri orang tua yang melihat anak terluka, gagal, atau melakukan kesalahan. Orang tua juga mungkin khawatir berlebihan terhadap masa depan si Kecil, serta takut diabaikan atau tidak dihormati anak.
Kenali ciri-ciri overparenting
Terlalu mengatur aspek kehidupan si Kecil hingga hal-hal kecil
Orang tua seringkali memaksakan “cara terbaik” atau “cara yang benar” untuk melakukan suatu hal. Namun, jika Moms terlalu mengatur, itu artinya Moms tak bisa melepaskan dan membiarkan si Kecil menjelajah hal baru.
Tak bisa membiarkan si Kecil mengalami kegagalan
Tak ada yang suka melihat anaknya gagal. Namun, selalu mencampuri urusan si Kecil seperti membantunya setiap kali mengalami masalah membuat si Kecil tak belajar dari kesalahan. Tanda-tanda overparenting seperti terlalu cepat memberi tahu jawaban yang benar setiap kali si Kecil berjuang menyelesaikan PR atau campur tangan ketika ada sedikit saja masalah saat si Kecil bermain, membuat si Kecil tidak mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
Padahal, terkadang anak-anak perlu mengalami kegagalan secara langsung. Hal tersebut memberikan kesempatan pada si Kecil untuk mencari solusi dan menjalankannya di masa depan.
Khawatir berlebihan terhadap si Kecil
Ketika Moms merasa bahwa Moms satu-satunya orang tua yang khawatir si Kecil kenapa-kenapa ketika bermain di tiang gelantung, ayunan, atau perosotan, mudah saja berasumsi bahwa Moms lebih peduli daripada orang tua lainnya. Namun, sebelum menyimpulkan hal seperti itu, pertimbangkan kemungkinan bahwa Moms sedang overparenting. Perlakukanlah si Kecil seperti manusia cerdas dan kompeten agar si Kecil mencapai potensi penuhnya.
Mencoba mengontrol cara orang lain memperlakukan si Kecil
Memberi tahu guru dan pengasuh tentang peraturan bagaimana cara si Kecil harus diperlakukan secara berlebihan merupakan tanda-tanda overparenting. Mencoba mengatur bagaimana orang lain memperlakukan si Kecil tidaklah sehat, sebab anak-anak mendapatkan manfaat dari memelajari aturan yang berbeda di lingkungan yang berbeda.
Tidak memiliki harapan sesuai usia si Kecil
Overparenting ternyata juga bisa terjadi karena orang tua memiliki ekspektasi terlalu tinggi. Misalnya, ingin anak berprestasi sehingga mengikutkan si Kecil dalam puluhan les serta mengatur waktu luang supaya si Kecil selalu produktif.
Di sisi lain, overparenting juga bisa terjadi ketika orang tua memiliki harapan yang terlalu rendah. Di saat Moms tak yakin si Kecil mampu mandiri dan melakukan pekerjaan dengan benar, itulah saat Moms sedang melakukan overparenting. Hal tersebut seringkali ditunjukkan dengan cara Moms selalu membantu tugas-tugas si Kecil.
Terlalu memanjakan si Kecil
Terlalu memanjakan dan memberikan kesenangan berlebihan pada si Kecil juga termasuk dalam pola asuh overparenting. Padahal, tanpa memberikan tugas dan tanggung jawab, si Kecil tak akan belajar keterampilan hidup.
Agar tidak overparenting, bebaskan si Kecil untuk menjadi anak-anak. Untuk “menebus” kesalahan pola asuh overparenting, Moms bisa mulai dengan membangun komunikasi yang sehat. Mendengarkan keluh kesah dan opininya – meski berbeda dengan orang tuanya, memberikan kepercayaan yang lebih, membiarkan si Kecil melakukan apa pun yang disukai – asalkan tetap positif, merupakan beberapa langkah untuk memperbaiki pola asuh overparenting yang selama ini diterapkan.
Referensi: Alo Dokter, Very Well Family
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments