Pengertian alergi
Alergi merupakan suatu reaksi yang menyimpang terhadap zat yang dikonsumsi atau mengenai tubuh kita. Orang yang memiliki alergi makanan memiliki reaksi penolakan. Gejala alergi makanan di antaranya muntah, diare, gatal-gatal. Orang yang tidak mempunyai alergi tidak akan menunjukkan gejala-gejala penolakan ini.
Pengertian atopik
Atopik diartikan sebagai bakat yang tidak pada tempatnya. Dalam wacana alergi, seseorang yang memiliki bakat atopik memiliki kecenderungan untuk terkena alergi.
Alergi bisa terjadi karena adanya faktor genetik dan lingkungan. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki bakat alergi, ada kemungkinan anak yang dilahirkan akan berisiko terkena alergi juga.
Walaupun kedua orang tua tidak memiliki alergi, anak memiliki kemungkinan 5-15% mendapatkan alergi tanpa faktor genetik. Kemungkinan, alergi ini didapat dari Moms atau Dads yang merupakan pembawa (carrier) genetik alergi tersebut.
Nah, yang perlu Moms tahu nih, ternyata ruam dan bruntusan pada kulit bayi tak selalu menjadi tanda alergi. Kemerahan pada kulit Newborn hingga usia 1 bulan normal terjadi karena proses penyesuaian. Sedangkan jerawat pada bayi sebenarnya berasal dari hormon Ibu pada saat mengandung yang masih ada dalam tubuhnya. Tanda ini tak perlu dikhawatirkan. Moms cukup rutin membersihkan tubuh si Kecil saja karena lama-kelamaan akan hilang dengan sendirinya.
Perbedaan ruam karena hormon dan alergi
Perbedaan ruam karena hormon ibu dan karena alergi adalah rasa gatal yang ditunjukkan si Kecil dengan menggaruk-garuk bagian tubuhnya. Nah, Moms harus konsultasikan gejaa alergi apa pun ke dokter. Jangan melakukan diagnosa sendiri.
Bentuk alergi yang umum pada bayi
Dermatitis atopik
Biasanya hilang setelah si Kecil berusia 2 tahun ke atas. Sebab, pada usia 2 tahun, saluran pencernaan si Kecil sudah tumbuh sempurna sehingga mampu memproses makanan tanpa reaksi penolakan.
Asma
Pemicu asma adalah udara yang berkualitas rendah. Jika sistem kekebalan tubuh si Kecil bagus dan tumbuh dengan baik, gejala asma bisa hilang setelah usianya 7 tahun.
Rhinitis alergi
Jika tidak dicegah, asma dapat berkembang menjadi rhinitis alergi. Gejalanya berupa bersin-bersin, hidung tersumbat atau gatal, ruam di kulit, mata merah dan berair, dan sakit tenggorokan.
Bagaimana cara mencegah alergi?
Kedua cara di bawah ini disebut sebagai pencegahan pertama alergi, yaitu mencegah ketika gejala alergi belum muncul.
Prioritaskan kelahiran pervaginam
Ternyata, kuman-kuman yang ada di vagina mengaktifkan sistem kekebalan tubuh si Kecil, sehingga dia tumbuh menjadi anak yang lebih tahan terhadap risiko alergi.
Memberikan ASI eksklusif
Hampir sama seperti kelahiran pervaginam, minum ASI mengekspos si Kecil terhadap kuman-kuman baik yang mengaktifkan sistem kekebalan tubuhnya.
Bagaimana jika sudah muncul gejala?
Pencegahan kedua dilakukan sebagai berikut:
Reliever
Misal pada gejala dermatitis atopik, reliever adalah obat-obatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejalanya. Misalnya, salep anti alergi untuk menghilangkan gatal. Namun, pemberian reliever tidak boleh berlebihan agar tidak menimbulkan efek samping. Misalnya, terlalu sering memberikan salep anti alergi dapat membuat kulit belang.
Controller
Pencegahan tipe controller dilakukan agar gejala tidak sering kambuh. Misalnya, pada dermatitis atopik, dibalurkan emollient untuk memelihara kulit, melindungi skin barrier yang rusak karena alergi. Emollient ini dapat diberikan sehabis mandi.
Pencegahan ketiga (tersier) dilakukan supaya alergi tidak berkembang menjadi kondisi lain yang lebih parah. Misalnya, jika si Kecil mengalami dermatitis atopik, harus dicegah supaya tak berkembang menjadi asma.
Referensi: YouTube Tentang Anak
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments