Anak adalah anugerah Tuhan kepada orangtua, oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap orangtua untuk memperhatikan proses tumbuh kembang si kecil dalam setiap tahapan. Salah satu yang paling penting adalah perkembangan bahasa dan bicara anak.
Lalu apakah pengertian dari bahasa dan bicara itu sendiri ?
Hari ini saya ingin berbagi sedikit pengetahuan yang pernah saya peroleh saat duduk di perkuliahan.
Bahasa, adalah merujuk kepada suatu sistem yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Bahasa dikategorikan menjadi dua, yaitu Bahasa Reseptif dan Bahasa Ekspresif.
Bahasa Reseptif adalah kemampuan mengerti atau memahami isi pembicaraan dari diri sendiri dan orang lain. Sedangkan Bahasa Ekspresif adalah kemampuan untuk menyusun sebuah pesan pembicaraan dimana orang lain dapat memahaminya.
Kemudian Bicara, adalah merujuk kepada bunyi-bunyi yang keluar dari mulut kita dan membentuk kata-kata. Singkatnya, Bicara adalah Bahasa yang diutarakan secara verbal.
Berikut adalah tahap perkembangan bahasa menurut M. F. Berry dan Jon. Eisension, ada 5 tahapan, yaitu :
- Reflexive Vocalization (Suara Refleks)
Bayi normal yang baru dilahirkan sampai kurang lebih berusia tiga minggu, seluruh aktivitasnya masih bersifat refleks. Memasuki minggu ke empat, suara tangisan yang diperdengarkannya akan mulai berbeda. Misalnya akan terdengar berbeda antara tangisan karena lapar, kedinginan, digigit nyamuk, atau ketika popoknya basah. Ibu dari bayi tersebut biasanya dapat membedakan tangisan-tangisan anaknya. Perbedaan suara tangisan tersebut tetap masih merupakan peristiwa refleks. - Babbling (Meraban)
Pada umumnya tahap ini dimulai pada bayi usia enam sampai dengan tujuh minggu. Pada tahap ini, bayi seolah-olah senang mengulang-ngulang bunyi yang dibuatnya. Namun hal tersebut masih tergolong aktivitas yang bersifat refleks. Bunyi-bunyi yang dihasilkan dapat terdengar seperti orang berkumur-kumur dan mirip bunyi-bunyi vokal. Pada minggu-minggu selanjutnya terdengar bunyi-bunyi seperti konsonan p, b, g, n, juga m. Yang jika dikombinasikan dengan bunyi-bunyi yang mirip bunyi vokal terdengar seperti suku kata misalnya pa... pa... pa... ba... ba... ga..ga..ga.. en..en..en.. na..na.. dan ma...ma... Meskipun diproduksi secara berulang-ulang, tidak berarti si bayi telah mendengar bunyi tersebut. - Lalling (Mengoceh)
Beberapa ahli menyebut tahap ini sebagai tahap jargon, dan dimulai pada usia enam bulan. Pada tahap babbling dan lalling bayi sama-sama mengeluarkan "suku-suku kata" tanpa makna, namun tahap lalling mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan tahap babbling. Pada tahap ini bayi benar-benar sedang melatih dirinya secara sengaja untuk menuju kepengucapan bentuk kata. Bunyi, suara yang diperdengarkan adalah yang benar-benar telah didengarnya. Pada masa ini bayi telah memiliki feedback auditory. Tahap inilah yang menjadi batasan apakah bayi memiliki pendengaran normal atau tunarungu. Bayi dengan tunarungu akan mulai diam atau tidak mengoceh lagi pada tahap ini. - Echolalia (Meniru)
Tahap echolalia dimulai pada usia sembilan atau sepuluh bulan. Pada tahap ini terjadi pungulangan suku kata maupun kata yang memiliki makna, anak bukan lagi mengulang-ngulang apa yang dikatakannya sendiri, tapi mengulang apa yang telah didengar dari lingkungannya. Dalam hal meniru apa yang didengarnya, mulai diikuti pula dengan penggunaan gerak tangan dan bahasa tubuh. Namun hal ini belum diiringi dengan pemahaman tentang arti atau makna yang terkandung dari kata-kata yang diujarkannya. - True Speech (Bicara Benar)
Dimulai dari usia 12-18 bulan, True Speech merupakan tahapan akhir bahasa. Pengertian bicara benar disini adalah bicara anak benar-benar mengandung makna sesungguhnya yang keluar dari pusat bahasa di otak dan mewakili suatu maksud / tujuan. Dalam hal ini, anak sudah mengerti atau memahami makna dari kata yang diujarkannya, dan meskipun artikulasinya masih belum sempurna atau terdengar belum jelas, namun si pendengar dapat menangkap maksud dari apa yang ia ujarkan.
Demikian gambaran umum mengenai perkembangan bahasa pada anak normal. Perlu ditekankan bahwa setiap anak berkembang dengan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, hindarilah menilai setiap anak dengan berpatok ketat pada rentang usia diatas, karena apa yang tertera di atas merupakan panduan umum pada sebagian besar kemampuan anak pada usia-usia tertentu, bukan berlaku untuk seluruhnya.
Semoga bermanfaat.
By: Putri Puspita Sari
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments