Ibu hamil dan suami sering bertanya-tanya boleh tidak melakukan sex saat hamil dan konsekuensi yang mungkin timbul dari aktivitas tersebut. Banyak pasangan menilai berhubungan intim ketika istri sedang hamil bisa membahayakan janin. Bahkan, orang Jawa memiliki kepercayaan bahwa #SeksSaatHamil bisa mengakibatkan keguguran. Nah, benar nggak, sih, mitos tersebut? Yuk, Moms, pelajari tentang boleh tidaknya berhubungan intim ketika hamil, manfaat, serta apa saja yang perlu Moms ketahui lebih lanjut.
Bolehkan melakukan #SeksSaatHamil?
Selama Moms & Dads merasa nyaman dalam melakukan aktivitas seksual, tidak ada larangan khusus, kok. Hal ini adalah wajar dalam kehidupan rumah tangga dan sudah diteliti tidak membahayakan janin. Moms memiliki proteksi alami yang melindungi tubuh Moms dan bayi seperti lendir tebal yang menutupi leher rahim, otot-otot dalam rahim, dan cairan ketuban. Kontraksi yang terjadi karena orgasme pun berbeda dengan kontraksi persalinan. Meski demikian, Moms & Dads tetap perlu memerhatikan sejumlah aturan khusus agar dapat berhubungan intim dengan aman dan nyaman serta membahagiakan kedua belah pihak.
Apa saja aturan #SeksSaatHamil yang perlu Moms & Dads ketahui?
Kandungan harus sehat tanpa keluhan apa pun
Pertama, Moms harus memastikan tidak ada keluhan selama kehamilan. Konsultasikan dulu ke dokter agar Moms & Dads mengetahui apakah kondisi kehamilan berlangsung normal tanpa ada gangguan kehamilan dan penyakit. Urungkan niat berhubungan intim terutama apabila melibatkan penetrasi jika kondisi kandungan Moms perlu perhatian khusus.
Berikut ini kondisi kehamilan berisiko tinggi di mana Moms sangat dianjurkan untuk mengurungkan aktivitas seksual:
- Kehamilan kembar dua, kembar tiga, dan seterusnya
- Leher rahim terbuka terlalu dini
- Kondisi plasenta previa
- Kantung ketuban mengeluarkan cairan atau selaputnya pecah
- Berisiko keguguran atau pernah mengalami keguguran
- Berisiko mengalami persalinan dini yaitu kontraksi perut sebelum usia kehamilan 37 minggu
- Mengalami pendarahan, keputihan, atau kram vagina tanpa penyebab yang jelas
Dilakukan setelah trimester pertama untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
Pada trimester pertama, Moms masih harus menyesuaikan perubahan tubuh untuk mendukung tumbuhnya janin bayi. Selama masa ini, banyak kasus morning sickness seperti muntah-muntah dan mual-mual. Adalah lumrah apabila gairah seks jadi menurun karena harus berhadapan dengan morning sickness seperti itu.
Tambahan pula, sperma mengandung senyawa prostaglandin. Senyawa tersebut dapat memicu perasaan mulas. Maka dari itulah, ibu yang usia kandungannya masih sangat muda dianjurkan untuk tidak berhubungan seks demi menghindari kontraksi yang berlebihan dan kemungkinan keguguran. Janin dan ari-ari juga belum terbentuk sempurna ketika kehamilan trimester pertama. Kesimpulannya, Moms & Dads perlu menunda dulu hubungan intim hingga Moms melewati masa-masa rawan bagi kandungan.
Tidak memiliki riwayat pendarahan dan plasenta previa
Syarat ketiga untuk dapat #SeksSaatHamil adalah Moms tidak memiliki riwayat pendarahan selama kehamilan, baik kehamilan saat ini maupun sebelumnya, dan tidak pernah mengalami plasenta previa: plasenta atau ari-ari melekat sebagian atau seluruhnya di bagian bawah rahim. Kondisi plasenta previa berpotensi menutupi jalan lahir dan pendarahan saat hamil terutama ketika si Kecil sudah mau lahir. Kedua kondisi tersebut tentunya termasuk ke dalam kondisi kehamilan yang perlu perhatian khusus. Maka, hubungan intim pun sebaiknya tidak dilakukan demi menjaga kesehatan ibu dan janin.
Halaman 2 dari 4
Posisi #SeksSaatHamil sesuai dengan keamanan dan kenyamanan ibu hamil
Perut ibu hamil akan tampak membesar pada trimester kedua. Agar tetap merasa nyaman, Moms perlu mencermati posisi hubungan intim saat sedang hamil. Posisi telentang / man on top / missionary berisiko menekan perut dan pembuluh darah di daerah perut sehingga tidak aman. Eksplorasi posisi bercinta yang lain selama hamil seperti posisi miring (spooning), wanita di atas (woman on top), atau duduk (sitting dog) yang disarankan para ahli kesehatan saat Moms hamil tua.
Tidak saat kandungan sudah mencapai 4 minggu sebelum kelahiran
Hubungan intim yang dilakukan 4 minggu sebelum kehamilan ternyata dapat menyebabkan persalinan prematur. Saat usia kehamilan 37-42 minggu, kepala janin sudah memasuki rongga panggul. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan dan persalinan dini.
Kesimpulannya, #SeksSaatHamil paling mungkin dilakukan saat kehamilan mencapai usia trimester kedua. Pada saat itu, Moms sudah tidak merasakan morning sickness dan kandungan sudah kuat. Janin juga belum terbentuk sempurna dan belum berukuran besar sehingga belum mencapai rongga panggul.
Tidak lebih dari 3 kali dalam seminggu
Meski #SeksSaatHamil bisa dilakukan sesering mungkin selama suami istri menginginkan, terlalu sering juga tidak baik bagi kesehatan Moms. Hubungan seks lebih dari 3 kali dalam seminggu saat Moms hamil bisa meningkatkan risiko Infeksi Saluran Kencing (ISK).
Kasus ISK pada wanita meningkat pada wanita hamil. Aktivitas seksual seperti memasukkan jari ke vagina, penetrasi, atau penggunaan alat bantu seks dapat mendorong bakteri yang berada dekat vagina ke urethra. Oleh sebab itu, dalam berhubungan seks pun harus memperhatikan kebersihan sebelum dan setelahnya.
Tidak melakukan oral seks karena berisiko mendatangkan penyakit
Ada beberapa risiko melakukan oral seks saat hamil yaitu kemungkinan si Kecil tertular herpes saat dilahirkan, Moms tertular penyakit menular seksual, dan komplikasi serius pada vagina.
Terri Warren, praktisi perawat spesialisasi herpes dan penulis buku The Good News About The Bad News: Herpes: Everything You Need to Know menjelaskan bahwa wanita yang terjangkit herpes pada trimester ketiga memiliki kemungkinan 50% melahirkan bayi yang tertular herpes. Risiko ini meningkat pada bayi yang dilahirkan melalui persalinan pervaginam daripada persalinan sesar. Bayi dengan herpes sejak lahir dapat mengalami gangguan kesehatan mulai dari bercak kulit, sesak napas, kejang, hingga radang selaput otak.
HIV, gonore, klamidia, dan herpes simpleks merupakan penyakit menular seksual yang dapat ditularkan melalui oral seks saat hamil. Penyakit-penyakit tersebut berpotensi memicu peradangan otak, kerusakan sistem saraf, hingga kematian.
Komplikasi serius pada vagina juga dapat terjadi saat oral seks. Kasus yang jarang terjadi yaitu emboli udara berpotensi mengancam jiwa ibu hamil. Kondisi tersebut terjadi ketika pembuluh darah di vagina melebar dan udara masuk ke dalam pembuluh. Dalam studi berjudul “Sex in Pregnancy”, diterbitkan oleh Canadian Medical Association Journal pada tahun 2011, sebanyak 18 dari 22 orang yang dilaporkan mengalami emboli udara terkait aktivitas seksual meninggal dunia. Kasus yang sangat langka ini dapat dihindari dengan menerapkan kehatian-hatian penuh saat melakukan aktivitas seksual.
Halaman 3 dari 4
Posisi #SeksSaatHamil terbaik sesuai usia kehamilan
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RSUD Bung Karno Surakarta, dr. Andy Wijaya, Sp. OG, M. Kes, sebagaimana dikutip Kompas.com, menyarankan posisi-posisi seks berikut sesuai usia kehamilan Moms:
Posisi #SeksSaatHamil trimester pertama (0-13 minggu)
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, hubungan intim dan aktivitas seksual lainnya tidak disarankan saat Moms hamil muda. Janin dan plasenta masih dalam tahap perkembangan awal di trimester pertama yaitu masa rawan terjadinya gangguan kehamilan.
Menurut dr. Andy, hubungan intim pada trimester pertama bisa memicu kontraksi rahim yang mengakibatkan kantung kehamilan beserta embrionya terlepas (gangguan implantasi embrio).
Posisi misionaris (man on top)
Posisi seks paling aman, kata dr Andy, adalah misionaris (man on top). Janin masih rentan berisiko keguguran karena guncangan sehingga hubungan seks pun harus ekstra hati-hati.
Pada umumnya, kehamilan trimester pertama mendatangkan morning sickness yang menurunkan gairah seks. Sebaiknya, perbanyaklah komunikasi dengan pasangan sehingga romantisme rumah tangga tetap terjaga.
Posisi #SeksSaatHamil trimester kedua (14-27 minggu)
Gairah seks wanita hamil trimester kedua dapat mulai timbul seiring dengan berkurangnya morning sickness. Meski begitu, usia kehamilan teraman hubungan intim adalah di atas 16 minggu di mana kandungan sudah lebih kuat.
Di sisi lain, setiap wanita memiliki kondisi kehamilan berbeda-beda yang dipengaruhi berbagai faktor misalnya kualitas implantasi janin dan kualitas embrio. Perut pun mulai membesar sehingga tubuh makin sulit digerakkan.
Untuk mengakomodasi hal tersebut, cobalah posisi #SeksSaatHamil berikut:
Posisi menyamping (side by side)
Penetrasi pada posisi seks menyamping memang lebih sulit dilakukan. Namun, posisi ini memiliki keuntungan lebih banyak kontak fisik dengan pasangan. Agar lebih mudah melakukan penetrasi, Moms & Dads bisa saling mengaitkan kaki ke pantat pasangan. Posisi ini cukup nyaman selama Dads tidak membebani Moms.
Posisi woman on top
Posisi wanita di atas dianggap sebagai posisi teraman berhubungan intim bagi ibu hamil. Dengan posisi ini, Moms dapat menghindari tekanan pada bagian perut dan mengontrol kedalaman penetrasi. Hanya saja, dengan kondisi perut semakin membesar, Moms bisa lebih mudah capek.
Posisi #SeksSaatHamil trimester ketiga (28-41 minggu atau waktu melahirkan)
Gairah seks saat hamil tua mungkin akan menurun pada beberapa ibu hamil. Pada sebagian ibu hamil lainnya, gairah seks malah meningkat. Moms perlu mencari posisi paling nyaman dan aman mengingat kandungan semakin besar.
Posisi seks saat hamil untuk Moms yang sedang hamil tua
Posisi wanita di atas alias woman on top
Posisi woman on top memang menjadi posisi terbaik #SeksSaatHamil. Meski begitu, posisi ini menuntut keseimbangan. Padahal, ibu hamil terkadang keseimbangannya tidak stabil karena perutnya membesar. Jika tidak nyaman, Moms mungkin lebih baik berbaring saja saat berhubungan intim dengan suami.
Posisi spooning
Posisi menyendok alias spooning cukup nyaman untuk ibu hamil. Dalam posisi ini, Moms bisa bergerak lebih leluasa dan perut Moms tidak tertekan. Suami dapat memosisikan diri di belakang Moms dan mengeksplorasi sudut yang memungkinkan penetrasi.
Halaman 4 dari 4
Manfaat #SeksSaatHamil
Menghilangkan stres menjalani kehamilan
Hormon endorfin yaitu hormon kebahagiaan akan meningkat ketika berhubungan seks. Hormon tersebut mampu mengendalikan stres dan gangguna emosional sehingga kondisi psikis Moms bisa lebih baik.
Mempererat hubungan suami istri
Moms mungkin akan mengalami peningkatan gairah seksual saat hamil. Beberapa Dads juga ada yang menganggap istrinya semakin menarik saat sedang hamil. Komunikasi yang lancar dapat menunjang hubungan dengan pasangan semakin erat.
Meningkatkan sirkulasi darah
Tubuh memproduksi hormon adrenalin ketika berhubungan seks. Hormon tersebut meningkatkan denyut jantung dan suplai oksigen ke janin dan seluruh tubuh.
Membantu proses persalinan
Tidak hanya hormon endorfin dan adrenalin, hormon oksitosin juga dihasilkan saat Moms berhubungan seks dengan Dads. Fungsi hormon oksitosin adalah mendorong pergerakan serat-serat otot sehingga bermanfaat saat terjadinya kontraksi.
Hormon lain yang membantu persalinan adalah hormon DHEA. Hormon DHEA memperkuat tulang dan otot sehingga dapat mendukung persalinan dengan mantap.
Setelah mengetahui penjelasan di atas, Moms tentu sudah mengerti kan bahwa #SeksSaatHamil itu normal dan bahkan bermanfaat? Ingat, ya, Moms, segera hentikan hubungan intim dan langsung periksakan diri ke dokter jika saat berhubungan seks mengalami beberapa hal sebagai berikut: kram perut, nyeri berlebihan yang tidak juga sembuh, keluar cairan bening seperti air dari vagina, dan perdarahan.
Tag: Seks saat hamil
Referensi: Halodoc, Kompas, NCBI, Orami, Pop Mama, Unair, WebMD 1, WebMD 2
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments