Sangat tidak menyangka anak sulung saya, ketika berumur 3 tahun 8 bulan bisa kutuan! Dan masih agak ragu, emang masih ada ya kutu rambut jaman now ini? Yes, dulu pas masih SD saya pernah tertular kutu dari temen dan masih ingat banget deh mama saya heboh banget ngerawatnya.
Back to the story, awalnya kami tidak ada yang tahu kalau si Kakak kutuan. Si Kakak tidak ada garuk-garuk kepala sama sekali dan kebetulan poni rambut Kakak sudah panjang, ya jadi seperti biasa aku ajak ke salon langganan dekat rumah. Sesampainya di sana, aku minta potong poni. Terus hairdressernya nanya, "poni aja bu? Rapiiin dikit mau? Udah berantakan bawah rambutnya." Saya mikir baru 3 bulan yang lalu potong rambut, masa potong lagi. Apalagi si Kakak rambutnya tipis dan memang tidak pernah panjang, selalu rambut pas di telinga atau rambut di atas bahu, "ya udah, rapiin, tapi dikit aja ya potongnya."
Nah ketika mulai memotong rambut inilah, baru ketahuan si Kakak kutuan. Banyak sekali ditemukan telur kutu di rambut bagian bawah. Saya yang tadinya bilang dikit aja potong rambutnya, akhirnya berubah pikiran dan menyuruh hairdresser potong rambut si Kakak sekitar 3 cm. Hairdressernya bilang sepertinya ini baru banget kutuannya karena dicari-cari kutunya tidak ada, yang ada hanya telurnya.
Perasaan saya saat itu antara panik dan tidak menyangka masih ada masalah kutu rambut jaman sekarang ini. Si hairdresser menyarankan beli aja sisir kutu dan terus disisir pakai sisir kutu dan keramas tiap hari.
Nah, saat itu saya langsung browsing penanganan kutu rambut pada anak dan ternyata ada shampoo dan bedak khusus kutu rambut! Wow, kaget juga ternyata memang masih ada kasus kutu rambut sampai saat ini.
Sebelum pulang saya membeli sisir kutu dan sesampainya di rumah saya langsung sidak rambut helper di rumah dan rambut saya. NIHIL. Tidak ada kutu.
Keesokannya, pagi hari saya memberitahu guru si Kakak di sekolah mungkin ada yang kutuan di sekolah karena si Kakak kutuan dan supaya tidak ada lagi yang tertular kutu rambut. Siang harinya, guru si Kakak menyampaikan bahwa tidak ada yang kutuan di sekolah.
Kok bisa ya si Kakak kena kutu? Setelah baca sana sini, akhirnya saya baru tahu kalau kutu rambut juga bisa menyebar di mana aja, di tempat keramaian dan terkena kontak dengan orang yang kutu rambut. Nah dugaan saya, dua hari sebelum ketahuan si Kakak kutu rambut, selama 3 jam si Kakak bermain di tempat bermain, dan di sana si Kakak berkenalan dengan anak yang bermain. Mereka main sama-sama terus sampai pulang. Mungkin tertular saat itu. Ya, hanya sebuah dugaan. Intinya, dari pengalaman ini saya jadi mengetahui penanganan anak dengan kutu rambut. Hal yang saya lakukan:
- Keramas setiap hari dan setiap habis keramas selalu sisir dengan sisir kutu atau dikenal dengan sisir serit. Jangan keramas dengan shampoo anti kutu jika belum parah. Kenapa? Karena konon katanya shampoo anti kutu bisa membuat rambut jadi kering. Saya masih keramas pakai shampoo Zwitsal.
- Menyapu minyak kelapa pada batang dan akar rambut setelah didiamkan sekitar 10 menit, sisir dengan sisir kutu. Setelah itu bilas dengan air sampai bersih. (Cara ini didapat dari mama saya dan hanya saya lakukan sekali)
- Mengibaskan sapu lidi di tempat tidur dan bantal si anak sebelum dan sesudah tidur.
- Selalu rutin cek rambut anak walaupun dia tidak kegatalan.
Seminggu setelah kejadian, saya bisa bilang rambut anak saya bebas dari kutu. Senangnya!!! Semoga pengalaman saya ini bermanfaat ya Moms!
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments