"Bu, jadi Ibu harus bedrest total ya selama 2 hari. Hanya boleh turun dari kasur untuk makan, minum, BAB, BAK "
Pernyataan itu terlontar dari Dokter Firman Satriawan SpOG sembari menuliskan resep obat untuk saya bawa pulang. Dan beliau adalah dokter obgyn saya di kehamilan ke 3 ini.
Selasa, 12 November 2019. Sore hari saat mau mandi sore, saya dibuat kaget karena mendapati air kencing saya berwarna merah segar. Karena saya sedang hamil 19 minggu, saya langsung melihat celana dalam saya untuk mengecek apakah ada flek atau semacamnya. Ternyata tidak ada. Saya coba untuk tenang. Kemudian saya coba untuk buang air kecil lagi sambil saya tadangi tissu vagina saya. Dan benar saja, ternyata air kecing saya yang berdarah.
Terkejut, takut, segala macam rasa. Saya coba selesaikan mandi. Lalu minta antar suami bergegas cek ke dokter Obgyn. Setelah di cek dan di USG, ternyata saya mengalami Plasenta Previa. Yakni keadaan plasenta yang turun mendekati mulut rahim (jalan lahir). Hal itu yang menyebabkan setiap saya BAK terjadi pendarahan. Walau tidak sakit saat BAK, tapi cukup membuat saya was was.
Plasenta Previa yang terjadi pada saya termasuk dalam jenis ke 3. Yaitu Plasenta Pravia Parsial. Karena seperti dikutip dari Bidankita.com Plasentra Previa terdiri dari 3 macam :
1. Plasenta Previa Totalis : Plasenta seluruhnya menutupi jalan lahir.
2. Plasenta Previa Parsial : Plasenta menutupi sebagian jalan lahir.
3. Plasenta Previa Marjinal : Plasenta yang tepinya terletak pada jalan lahir.
Plasenta Previa sangat mungkin menyerang Ibu hamil yang memiliki riwayat :
- Kehamilan lebih dari 5
- Pernah menjalani Operasi Caesar
- Pernah merokok
- Usia Ibu diatas 35 tahun
Dan pada saya, karena saya telah menjalani 2x operasi caesar maka kemungkinan besar itulah penyebab terjadinya Plasenta Previa di kehamilan ke 3 saya.
Ke 3 jenis Plasenta Previa di atas sangat tidak memungkinkan untuk bisa melahirkan Normal. Karena jika dipaksaakan normal, makan akan terjadi pendarahan pada Ibu. Tindakan yang dilakukan adalah dengan melalui Operasi Caesar (SC).
Tetapi berhubung kandungan saya masih berusia 19 minggu, dokter menyarankan untuk total bedrest selama 2 hari. Benar benar istirahat total. Turun dari tempat tidur hanya untuk makan, Sholat, BAB, dan BAK. Sesaat setelah mengetahui saya di vonis mengalami Plasenta Previa saya tidak berani mengendong anak ke 2 saya yang berumur 18 bulan.
Sehari setelah divonis mengalami Plasenta Previa saya sempat down. Shock. Sedih. Semua bercampur. Sembari bedrest saya coba mencari dan membaca refrensi dari berbagai sumber. Dan tentunya membaca pengalaman Ibu Ibu yang telah mengalami hal serupa dengan saya di web babyologist, maka saya putuskan untuk kembali bersemangat. Mencoba berfikir positif dan memberikan energi positif juga kepada janin. Karena obat yang paling mujarab selain doa adalah sugesti positif dari diri sendiri.
Buat Ibu yang membaca ini dan juga tengah mengalami Plasenta Previa di kehamilan yang masih muda. Jangan khawatir. Ibu tidak sendiri. Mari tetap bersemangat dan menyebar energi positif.
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments