Nebulizer merupakan sebuah alat yang mana bisa mengubah sejumlah obat-obatan yang berbentuk larutan menjadi sebuah aerosol secara terus menerus dengan menggunakan tenaga yang berasal dari udara, kemudian di padatkan atau melalui gelombang.
Nebulizer sendiri di temukan di Prancis sejak tahun 1859, yang mana alat ini menjadi salah satu pilihan untuk sejumlah kausus yang erat hubungannya dengan berbagia masalah inflamasi atau dalam kata lain obstruksi bronkus pada mereka yang menderita asma atau PPOK.
Obat-Obatan Untuk Nebulizer
Ada berbagia jenis obat-obatan yang mana cara kerjanya menggunakan nebulizer dengan dosis yang berbeda-beda. Dan untuk jenis obat-obatan yang cocok dengan Anda atau si penderita, maka sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Bahkan untuk anak sendiri, dosisi obatnya jelas berbeda dengan orang dewasa, dan obat-obatan untuk nebulizer diantaranya adalah sebagai berikut:
- Pulmicort
Pulmicort sendiri merupakan jenis obat kombinasi antara anti radang dan juga obat yang mampu melonggarkan bagian saluran pernapasan. Pulmicort sendiri memiliki kandungan atau terbuat dari bahan-bahan aktif budesonide.
- Ventolin
Ventolin sendiri memiliki komposisi salbutamol sulfate, yang mana mampu proses penanganan serta pencegahan terjadinya serangan asma. Cara penanganan yang rutin terhadap bronkospasme kronik yang mana tidak mampu memberikan respon terhadap terapi konvesional, yaitu asma berat akut.
- Flexotida
Floxotida ini memiliki kandungan komposisi seperti flexotida, yang mana dlexotida ini adalah fluticasone propionate. Obat ini biasanya di gunakan untuk meredakan sejumlah gejala serta eksaserbasi penyakit asma pada penderita yang mana sebelumnya menerima terapi dengan bronkodilator saja atau bahkan mereka yang sebelumnya menjalankan bentuk terapi profilaksis lainnya.
- Nacl
Obat ini bertujuan untuk mengencerkan dahak. Pada kasus penderita yang mengalami asma berat, setelah memperoleh terapi inhalasi dengan menggunakan bronodilator bisa di lanjutkan dengan pemberian cairan Nacl sebanyak 0,9% dengan menggunakan nebulizer selama 20-30 menit saja, dengan penggunakaan sebanyak 3-4 kali dalam 1 hari.
- Bisolvon Cair
Obat jenis ini umumnya, memiliki fungsi guna mengencerkan dahak, sama seperti Nacl. Namun dosis yang di berikan jelas berbeda, untuk orang dewasa dosis yang diberikan sekitar 10 tetes/1 cc, sedangkan untuk anak-anak atau balita dosisi yang diberikannya sekitar 2 tetes/5 kg berat badan anak.
- Atroven
Atroven sendiri memiliki fungsi untuk melonggarkan bagian saluran pernapasan, yang mana memiliki komposisi dari ipratropium bromide. Atroven sendiri merupakan antikolinergik yang mana umumnya diberikan dalam bentuk aerosol serta memiliki sifat sebagai bronkodilator.
- Berotex
Bertotex ternyata memiliki fungsi untuk melonggarkan saluran pernapasan juga. Dan untuk sosisi yang diberikan kepada orang dewasa dan juga anak-anak yang berusia di atas 12 tahun yang memiliki kondisi asma akut diberikan sekitar 0,5 ml/10 tetes. Sedangkan untuk kasus asma yang lebih berat biasanya akan di berikan dosisi yang lebih tinggi, yaitu sekitar 1-1,25 ml/20-25 tetes, dan hal ini mungkin akan di butuhkan oleh si penderita.
- Inflamid
Inflamid sendiri memiliki fungsi atau bermanfaat sebagai anti peradangan yang mana jenis obat ini memiliki kandungan Benoxaprofen.
- Combiven
Obat ini merupakan salah satu bentuk obat kombinasi yang mana mampu melonggarkan sistem saluran pernapasan yang mana terdiri dari Ipratropium dan juga salbutamol sulphate.
- Larutan saline
Larutan garam steril atau biasa disebut larutan saline bisa diberikan melalui nebulizer. Alat nebulizer yang diberi larutan saline dapat membantu membuka saluran napas dan mengencerkan dahak. Perawatan ini akan sangat membantu orang-orang yang dahaknya sangat kental sehingga tidak mudah keluar.
- Antibiotik
Beberapa jenis antibiotik seperti amphotericin B, ceftazidime, gentamicin, dan amikacin dapat diberikan melalui nebulizer. Dengan nebulizer, khasiat dari antibiotik akan langsung sampai ke saluran pernapasan dan paru-paru. Pemakaian nebulizer untuk terapi antibiotik biasanya diberikan kepada pasien dengan sakit infeksi saluran napas yang sudah dalam tahap berat.
- Bronkodilator
Obat bronkodilator dapat membantu membuka saluran napas dan memperlancar pernapasan penderita penyakit paru obstruktif kronis dan penyakit asma. Dokter juga bisa memberikan terapi nebulizer ini kepada orang dengan gangguan saluran pernapasan lainnya. Obat golongan bronkodilator misalnya antikolinergik (ipratropium, glycopyrronium), methylxanthine (teofilin, aminofilin), dan agonis beta-2 (terbutaline, procaterol, salmeterol, salbutamol).
Sejarah alat Nebulizer
Alat nebulizer sederhana dibuat pertama kali oleh Sales-Girons pada tahun 1858. Dokter asal Perancis ini membuat nebulizer untuk menyemprotkan obat cair ke dalam mulut pasien. Alatnya pun masih bekerja secara sangat manual dengan menggunakan pompa sebagai pegangan. Dengan menarik pompa ke atas, cairan dari reservoir dapat tertarik. Lalu ketika pompa ditekan, alat akan menyemprotkan obat cair tersebut.
Nebulizer uap pertama kali diciptakan di Jerman pada tahun 1864. Prinsip kerjanya yaitu dengan menggunakan prinsip venture untuk menyemprotkan obat cair. Perangkat inilah yang digunakan pertama kali untuk terapi nebulizer.
Pneumostat alias nebulizer listrik diciptakan pertama kali pada tahun 1930. Dengan menggunakan kompresor listrik, obat cair diubah menjadi aerosol. Kemudian, pada tahun 1956, Riker Laboratorium merilis nebulizer berteknologi pendorong gas propelan (HFA atau Freon).
Pada tahun 1964, nebulizer berteknologi baru diperkenalkan. Nebulizer elektronik tersebut menggunakan teknologi ultrasonik. Sekarang ini, Moms dapat membeli nebulizer dengan harga yang semakin terjangkau dan efektivitasnya semakin baik.
Apa saja tipe nebulizer yang dijual bebas?
Compressor nebulizer
Teknologi aliran gas berkecepatan tinggi digunakan dalam compressor nebulizer untuk mengubah obat cair menjadi uap. Meski lebih murah dibandingkan tipe lain, compressor nebulizer biasanya boros karena memakai daya listrik. Selain itu, compressor nebulizer juga bersuara keras sehingga mengganggu. Dalam sekali pemakaian, durasi compressor nebulizer sekitar 8 hingga 20 menit.
Ultrasonik nebulizer
Tipe nebulizer ultrasonik menggunakan frekuensi tinggi untuk mengubah obat cair menjadi uap air. Perangkat ini tidak mengeluarkan suara sehingga tidak berisik saat digunakan. Ukurannya juga kecil sehingga mudah dibawa ke mana saja. Sumber dayanya adalah baterai sehingga lebih praktis dan aman. Terapi dengan menggunakan ultrasonik nebulizer hanya memakan waktu sekitar 6 menit jadi lebih cepat.
Mesh nebulizer
Mesh nebulizer menggunakan listrik atau gelombang elektronik untuk menggetarkan obat cair untuk melalui lubang-lubang mesh. Mesh nebulizer menghasilkan tetesan uap yang sangat halus. Harga tipe ini lebih mahal daripada tipe nebulizer lainnya.
Bagaimana cara menggunakan nebulizer yang tepat?
Nebulizer membutuhkan langkah-langkah tertentu untuk menggunakannya agar efektif. Nah, simak uraian berikut agar tak salah dalam mengoperasikan alat terapi uap ini ya, Moms.
1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun di bawah air mengalir agar tidak ada kuman yang ikut masuk ke paru-paru lewat tangan yang menyentuh nebulizer
2. Siapkan obat yang akan digunakan untuk terapi nebulizer
3. Masukkan obat ke dalam wadah nebulizer dengan menggunakan alat suntik atau pipet
4. Tambahkan larutan saline jika perlu, sesuai resep dan anjuran dokter
5. Hubungkan wadah obat nebulizer ke mesin dan masker ke bagian atas wadah
6. Pasang masker hingga menutupi hidung dan mulut
7. Pastikan masker tersegel sempurna dengan wajah jadi tidak ada uap yang keluar ketika nebulizer dioperasikan
8. Hidupkan mesin nebulizer
9. Tarik napas dengan hidung dan keluarkan perlahan-lahan melalui mulut
10. Akhiri terapi nebulizer ketika sudah tidak ada uap yang keluar dari alat tersebut
Apa saja keunggulan terapi nebulizer daripada terapi obat biasa?
Terapi nebulizer seringkali diberikan kepada bayi dan anak-anak karena mereka belum mahir mengeluarkan dahak dan lendir berlebihan di hidung. Padahal, ketika si Kecil terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) entah itu batuk, pilek, atau flu, dahak berlebih bisa mengganggu kebersihan jalan napas. Akhirnya, dahak ini membuat aliran oksigen ke paru-paru tidak lancar yang bisa membahayakan kondisi kesehatannya lebih lanjut. Nah, Nebulizer yang diberi obat-obatan pengencer dahak dan lendir bisa memudahkan anak-anak untuk mengeluarkan kedua zat yang berlebihan tersebut dari saluran pernapasan. Selain itu, terapi nebulizer lebih unggul daripada terapi obat biasa karena:
Obat yang digunakan langsung tersalurkan ke paru-paru
Uap dari alat nebulizer berukuran sekitar 1-7 mikrometer, sangat kecil sehingga lolos dari saringan saluran pernapasan dan cepat meresap ke bagian paru-paru. Target pengobatan sakit saluran pernapasan tentunya adalah paru-paru. Maka, metode terapi nebulizer menjadi metode yang lebih cepat dan efisien sehingga obat-obatan langsung masuk ke dalam paru-paru dibandingkan dengan obat yang harus diminum dahulu.
Efek samping pengobatan relatif lebih kecil daripada metode lainnya
Dengan menghirup uap menggunakan alat nebulizer, obat akan langsung masuk ke paru-paru. Langsung tepat sasaran ke targetnya sehingga tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Karena lebih efisien, obatnya akan bekerja lebih cepat untuk mengobati kondisi kesehatan dalam dosis yang lebih rendah. Risiko efek samping pun dapat terhindarkan karena dosis yang dipakai rendah. Sementara itu, terapi oral obat mengharuskan kita untuk mengonsumsi obat dalam dosis yang lebih besar daripada terapi nebulizer.
Nebulizer mudah digunakan dan cocok untuk bayi dan anak-anak
Alat nebulizer yang tersedia sekarang ini telah sangat mudah digunakan. Pasien hanya perlu menarik dan mengembuskan napas setelah memakai maskernya. Moms juga bisa menggunakannya kepada si Kecil tanpa bantuan perawat. Nebulizer tipe baru bahkan berukuran kecil sehingga bisa dibawa ke mana-mana, lebih praktis.
Apa saja efek samping pemakaian alat nebulizer yang harus Moms ketahui?
- Meski terapi nebulizer banyak manfaatnya, pemakaian alat nebulizer yang kurang tepat serta kondisi kesehatan tertentu dapat menyebabkan efek samping, seperti:
- Nebulizer mengalami malfungsi sehingga obat yang diberikan kurang dari yang seharusnya
- Saluran pernapasan (spasme bronkus) mengalami iritasi akibat pemakaian alat yang kurang tepat
- Volume aliran dan tekanan puncak saluran udara meningkat karena penambahan gas pada ventilator sirkuit dari nebulizer
- Kipas pada ventilator tidak berjalan selama proses nebulasi akan dimulai karena penambahan gas pada ventilator dari nebulizer
- Teknik penggunaan nebulizer yang kurang tepat dapat mengakibatkan dosis obat yang diberikan kurang tepat
- Pemberian dosis beta agonis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan efek yang tidak baik pada sistem sekunder dari penyerapan obat
- Efek samping hipokalemia atrial atas ventricular disritmia pada pasien yang kelebihan dosis beta agonis
- Teknik penggunaan, adapter, alat aerosol, memengaruhi penampilan karakter dari ventilator terhadap tingkat sensitivitas sistem
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments