Perkembangan anak selalu menjadi pikiran utama orang tua. Meskipun setiap anak memiliki kecepatan pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda, terkadang kita melihat anak-anak lainnya sudah bisa ini itu sedangkan anak kita belum dapat melakukan apa yang teman-temannya lakukan. Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui target perkembangan yang umum dijadikan standar. Agar si Kecil dapat tumbuh secara baik, Moms dapat melakukan stimulasi sesuai dengan tahapan umur si Kecil.
Gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak adalah gangguan bicara dan bahasa. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Intensitas gangguan perkembangan ini juga bervariasi dari gangguan ringan sampai dengan gangguan yang berat. Tahap penyembuhannya pun bisa mudah bisa pula sulit diperbaiki.
Sebagian anak menderita keterlambatan bicara fungsional. Biasanya, keterlambatan jenis ini ringan dan hanya disebabkan karena fungsi bicara pada anak yang tidak matang. Setelah usia 2 tahun, gangguan bicara ini akan membaik dengan sendirinya. Gangguan keterlambatan bicara yang harus diwaspadai adalah keterlambatan bicara yang bukan karena proses fungsional.
Penyebab Keterlambatan Bicara
- Keterlambatan maturasi atau juga disebut keterlambatan bicara fungsional. Biasanya, gangguan ini dialami oleh anak laki-laki. Faktor riwayat keterlambatan bicara pada keluarga kadang menjadi penyebab mengapa gangguan ini muncul. Gangguan bicara ini biasanya bersifat ringan dan akan membaik ketika usia 2 tahun. Bahkan, sebuah penelitian menyatakan bahwa ketika si Kecil masuk usia sekolah, dia akan dapat berbicara normal seperti anak-anak lainnya.
Anak dengan gangguan bicara ringan biasanya memiliki fungsi reseptif (penerimaan) sangat baik. Dia juga mampu memecahkan masalah visuo-motor secara normal. Gangguan ini hanya terlihat dalam fungsi ekspresif.
Moms tidak perlu khawatir dengan adanya keterlambatan bicara jika si Kecil yang berumur di bawah 2 tahun tidak menunjukkan kelainan saraf, gangguan kecerdasan, gangguan pendengaran, dan gangguan psikologis lainnya. Anak yang mengalami gangguan alergi terutama dermatitis atopik (alergi) dan saluran cerna biasanya terkena keterlambatan bicara fungsional. - Gangguan pendengaran. Jika memang demikian, si Kecil harus diberi bantuan alat dengar. Setelah itu, dokter dapat menjadwalkan terapi wicara bagi si Kecil.
Kemudian, ada kondisi retardasi mental yang mungkin menyebabkan si Kecil telat berbicara. Kondisi ini dialami anak sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan. Biasanya, anak memiliki nilai IQ di bawah 70. Dia juga sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. - Gangguan organ mulut, gangguan komunikasi sentral, dan gangguan autistik. Anak dengan gangguan organ mulut bisa mendapatkan terapi wicara agar dapat mengartikulasikan kata-kata dengan lebih baik. Sedangkan anak dengan gangguan komunikasi sentral tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan orang lain. Kemudian, pada gangguan autistik, orang tua dan dokter spesialis harus memperbaiki interaksi anak terlebih dahulu agar dapat menyembuhkan atau meringankan gangguan bicara.
Moms tidak perlu khawatir apabila si Kecil tetap mengerti semua yang diucapkan padanya. Namun, jika si Kecil tidak menoleh ketika dipanggil, tidak mau menatap mata orang lain, bersikap cuek, hiperaktif, berbicara bahasa yang tidak dimengerti, dan tidak mengerti ucapan orang lain, Moms harus segera membawa si Kecil ke dokter atau psikiater anak.
Tips agar si Kecil Lancar Bicara
- Berikan reaksi terhadap semua suara yang dikeluarkan si Kecil
- Ketika si Kecil menunjuk suatu benda, katakanlah nama benda itu dan ajarkan cara mengucapkannya dengan artikulasi yang benar
- Jangan berbicara bahasa anak yang belum fasih berbicara. Tetap ucapkan “susu” dengan benar, jangan ikut-ikut mengucapkan “cucu” karena bisa mengajarkan hal yang salah
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments