Hal yang pertama yang menjadi prinsip dalam mendidik anak adalah sebisa mungkin menghindari memukul anak dalam bentuk apapun (tetapi pada akhirnya sekali dua kali masih saya lakukan karena saya sudah terlalu lelah untuk berdebat). Setiap kali saya marah, saya coba untuk berhitung angka 1 – 10 dan mengambil nafas dalam-dalam. Cara ini cukup efektif untuk meredakan emosi marah. Kedua adalah mengenalkan three magic words sejak dini. Saya selalu mengingatkan anak saya untuk mengucapkan kata tolong, maaf, dan terima kasih. Akan tetapi, hanya mengingatkan tanpa member contoh tidak akan memberikan hasil yang optimal. Dalam kehidupan sehari-hari, saya mengucapkan three magic words kepada Suami, karena selain untuk memberikan contoh juga sebagai bentuk rasa sayang saya terhadap Suami. Hal ini saya lakukan agar anak senantiasa mengingat dan melakukan dalam kesehariannya. Ketiga adalah mengajari anak untuk mengucapkan do’a dan mengedepankan adab dalam keseharian. Pada usianya yang menginjak 32 bulan, syukur Alhamdulillah Rubi sudah hafal beberapa do’a sehari-hari seperti do’a sebelum dan sesudah makan, do’a sebelum dan sesudah tidur, do’a untuk orang tua, juga tidak lupa selalu mengucapkan Alhamdulillah setiap kali bersin. Memang bahwa tidak semua hal tersebut dilakukan setiap waktu, akan tetapi, sebagai orang tua saya wajib untuk mengingatkan termasuk adab saat makan, kebiasaan baik sebelum tidur, dan lain-lain.
Berbicara lebih jauh lagi, terlahir pada era digital yang mengalami perkembangan sangat pesar, membuat anak saya sudah mengenal gawai. Tentu saja ini bukan cara mendidik anak yang baik (menurut pakar dan ahli pendidikan juga pengasuhan anak). Dengan memberikan gawai saya harus paham betul apa risiko untuk tumbuh kembang anak saya. Oleh karena itu, untuk mengurangi ketertarikan pada gawai, saya juga memberikan buku, mainan edukatif, dan berbagai macam aktifitas untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Terkait penggunaan gawai saya memberikannya waktu maksimal 1 jam/hari untuk sekedar bermain game kesayangannya atau menonton channel pada platform Youtube yang menurut saya cukup edukatif. Saya memang belum berhasil menerapkan waktu yang sama dalam bermain gawai, misalnya 1 jam per hari pada sore/malam hari karena berbagai alasan. Oleh karena itu, saya memberikan pengertian pada anak bahwa dia hanya boleh bermain selama 5-10 menit dan jika alarm sudah berbunyi, maka waktu bermain sudah habis dan gawai harus dikembalikan kepada saya. Hampir setiap hari, saya menyediakan waktu untuk membaca buku bersama, setidaknya 1-2 buku dan sudah saya lakukan sejak anak usia 12 bulan.
Beberapa minggu terakhir, saya mulai mengoreksi ulang pola didik saya. Hal yang mulai saya terapkan saat mendidik anak adalah jika anak melakukan kesalahan atau merasakan emosi marah atau sedang dalam keadaan sedih, saya akan dudukkan dia dipangkuan. Kemudian saya minta dia untuk melihat mata saya, dan saya berbicara dengan lembut memberitahukan kesalahannya, bagaimana hal yang sebaiknya dia lakukan, lalu saya peluk dia. Ini juga berlaku apabila saya membuat kesalahan. Saya katakan padanya bahwa dia tidak seharusnya perlakuan seperti itu. Untuk kedepannya, saya berencana untuk membuat daftar tentang apa yang boleh dan tidak boleh saya lakukan terhadap anak karena saya masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus saya dan Suami selesaikan agar tidak berdampak pada anak di kemudian hari. Salah duanya adalah bagaimana agar kami tidak mudah meninggikan suara pada anak dan bagaimana agar anak tidak mudah akrab dengan orang asing.
Kalau Moms gimana nih? Ada yang menerapkan pola didik sama?
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments