Selama masa menyusui, tubuh Moms akan mengalami penyesuaian untuk dapat memproduksi ASI. Kesehatan Moms harus benar-benar dijaga agar kebutuhan ASI si Kecil terpenuhi dengan optimal. Apabila payudara Moms memerah, terasa panas, dan sakit, Moms perlu mewaspadai tanda-tanda tersebut sebagai gejala mastitis.
Mengenal apa itu mastitis
Sebagaimana dilansir MayoClinic, mastitis adalah peradangan jaringan payudara. Peradangan tersebut terkadang melibatkan infeksi serta menyebabkan payudara membengkak, payudara nyeri, badan demam, dan kedinginan. Kasus mastitis paling umum terjadi pada ibu menyusui dan hanya menyerang satu payudara saja. Meski begitu, wanita yang tidak menyusui dan pria pun bisa terserang mastitis. Karena itulah, semua kalangan perlu tahu macam-macam gejala mastitis paling umum.
Tanda dan gejala mastitis
Tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba termasuk payudara bengkak, payudara terasa hangat atau lembut saat disentuh, kulit sekitar payudara memerah, sensasi terbakar saat sedang menyusui terus-menerus, payudara bocor (keluar cairan putih atau darah), pusing-pusing, kelelahan, serta demam lebih dari 38 derajat celcius.
Penyebab umum mastitis
Moms, ternyata, penyebab utama dari mastitis pada ibu menyusui adalah ASI yang terperangkap di payudara. ASI yang mengumpul ini menyebabkan payudara membengkak yang kemudian menimbulkan kondisi mastitis. Moms juga perlu tahu beberapa penyebab lainnya, yaitu:
Payudara terinfeksi bakteri
Saat menyusui, bakteri dari permukaan kulit dan mulut bayi dapat masuk ke saluran susu. Mereka masuk melalui celah di lubang saluran susu atau kulit puting susu. Apabila Moms tidak sering-sering mengosongkan payudara, ASI yang stagnan di payudara Moms akan menjadi tempat ideal para bakteri ini untuk berkembang.
ASI tersumbat (clogged dutch)
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ASI yang tidak segera dikeluarkan dari payudara akan menyumbat payudara. Maka dari itu, susuilah si Kecil dengan menggunakan satu payudara hingga payudara tersebut kosong baru dilanjutkan dengan payudara lainnya. Lagipula, sering-sering mengosongkan payudara baik untuk kelancaran produksi ASI. Dokter spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah, dr. Fransiska Farah, Sp.A., M.Kes., mengungkapkan kepada HaiBunda bahwa konsep ASI itu supply and demand. Artinya, tubuh Moms memproduksi ASI sesuai permintaan si Kecil. ASI akan langsung diproduksi begitu payudara kosong. Waktu pengisian ASI akan melambat dan volumenya akan berkurang apabila interval waktu menyusui semakin panjang.
Solusi mencegah dan mengatasi mastitis
Untuk mencegah mastitis, konsultasikan kehidupan menyusui Moms kepada konsultan laktasi. Mereka akan mengajarkan kepada Moms teknik menyusui yang benar. Moms juga harus berpikiran positif selama mengasuh si Kecil. Percayalah, si Kecil dapat merasakan suasana hati Moms. Hormon oksitosin yang berdampak positif terhadap produksi ASI juga akan lebih mungkin diproduksi saat Moms bahagia.
Agar produksi ASI semakin optimal serta gejala mastitis tidak muncul, Moms dapat mengikuti kiat-kiat berikut:
- Jika Moms merokok, berusahalah untuk berhenti. Temui dokter untuk mendapatkan saran-saran yang sesuai.
- Sebelum berpindah payudara untuk menyusui, pastikan payudara yang lainnya terasa kosong.
- Sebelum memberikan ASI dari payudara sisi lain, habiskan waktu sekitar 10 menit untuk menyusui di satu payudara.
- Agar produksi ASI kedua payudara seimbang, susuilah si Kecil di kedua payudara.
- Ubah posisi yang Moms gunakan untuk menyusui dari sesi menyusui satu ke sesi menyusui berikutnya.
- Pastikan si Kecil melekatkan mulutnya ke puting susu dengan benar selama menyusui. Salah cara melekatkan bisa menyebabkan payudara terluka yang akan mempermudah bakteri untuk masuk ke saluran susu.
Ketika gejala-gejala mastitis sudah mulai terasa, Moms bisa melakukan perawatan pertama dengan cara-cara berikut:
- Beristirahatlah dan minumlah air putih yang banyak.
- Mandi air hangat atau kompres payudara dengan air hangat.
- Minumlah ibuprofen atau paracetamol untuk mengurangi rasa nyeri dan demam.
- Mulailah menyusu dari payudara yang sakit.
- Caranya, urut payudara dari yang arah sakit ke arah puting untuk melancarkan sumbatan di saluran susu.
- Ekspresikan ASI di antara waktu menyusui.
Penggunaan pompa ASI untuk mencegah mastitis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa mastitis terjadi karena adanya penyumbatan ASI di payudara. Hal ini juga bisa menyebabkan terjadinya infeksi akibat adanya ASI yang tersumbat tersebut. Untuk menghindari terjadinya mastitis, jadi kita perlu memastikan si Kecil menyusu hingga ASI pada payudara kosong atau habis.
Masalahnya, terkadang si Kecil sudah kenyang sebelum ASI pada payudara kosong. Selain itu, ada beberapa working Moms yang sudah kembali bekerja di Kantor sehingga pemberian ASI pun tidak bisa dilakukan secara langsung. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan pompa ASI. Namun pastikan bahwa pompa ASI yang digunakan memiliki isapan yang menyerupai isapan bayi. Hal ini penting mengingat salah satu kunci sukses memompa ASI adalah dengan menggunakan alat pompa yang nyaman. Biasanya, pompa ASI dengan teknologi 3D stimulation pad dapat membantu isapan pompa menjadi seperti isapan bayi dan nyaman digunakan.
Tak hanya memiliki fitur 3D stimulation pad, gunakan pompa ASI berkualitas untuk memompa ASI di kedua payudara Moms yang telah penuh. Dari sekian banyak jenis pompa ASI yang beredar di pasaran, pilihlah Pompa ASI dual motor yang bisa memompa ASI di kedua payudara dengan level berbeda. Moms bisa mengukur sendiri seberapa kuat isapan pompa ASI agar Moms merasa nyaman.
Pada dasarnya, pompa ASI memiliki mode massage (pijat/stimulasi) dan expression/suction (isapan) yang dilakukan dalam waktu yang berbeda. Namun saat ini ada pompa ASI dengan mode duet yang dapat melakukan kedua mode tersebut bersamaan secara otomatis. Keunggulan dari penggunaan pompa ASI mode duet itu adalah membantu menstimulasi payudara ibu dan mengisap ASI secara bersamaan sehingga proses pengosongan ASI pun bisa lebih cepat dan lebih nyaman.
Selain mempertimbangkan mesin pompanya, jangan lupa pula untuk mempertimbangkan bahan botol susu pada pompa ASI tersebut. Agar aman, pilihlah produk yang terbuat dari bahan Polyphenylsulfone (PPSU). Bahan PPSU tidak menyerap bau dan warna, tekstur lebih keras, daya tahan dan toleransi panas lebih baik jika dibandingkan dengan bahan plastik PP dan PES, serta tidak mengandung Bisphenol A (BPA). Perlu Moms tahu, peningkatan risiko penyakit jantung, kanker, dan gangguan perilaku anak diduga terkait dengan penggunaan BPA pada produk plastik.
Nah, Moms, itulah sedikit penjelasan mengenai mastitis dan perlunya mengosongkan payudara pada saat pumping ASI. Segera periksa ke dokter apabila gejala mastitis tidak berkurang selama 24 jam padahal Moms terus menyusui dan sudah mengosongkan payudara dengan pumping.
Referensi: HaiBunda, MayoClinic, NHS
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments