Sebagai seorang ibu, kita mungkin pernah merasa khawatir apakah ASI yang kita berikan untuk si Kecil cukup atau tidak? Kita juga mungkin lebih sering mendengar tips bagaimana melancarkan atau menambah produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi daripada tips meningkatkan kualitas ASI. Karena kekhawatiran tersebut, tidak jarang seorang ibu akan mengonsumsi makanan tertentu untuk menambah produksi ASI mereka seperti makan daun katuk, daun bayam, hingga mengonsumsi suplemen ASI booster. Padahal, tahukah Moms bahwa jumlah ASI di payudara tergantung pada kebutuhan si Kecil?
Menurut dr. Citra Roseno, jumlah produksi ASI tergantung dari berapa banyak si Kecil menyusu. Semakin sering si Kecil menyusu, maka semakin banyak hormon prolaktin yang dilepaskan sehingga produksi ASI pun semakin banyak. Ia juga menjelaskan bahwa produksi ASI memang akan berkurang secara bertahap jika frekuensi menyusu si Kecil berkurang sehingga Moms tidak perlu khawatir si Kecil akan kekurangan ASI selama ia masih menyusui. Lalu, bagaimana dengan kualitas ASI, ciri-cirinya dan cara meningkatkannya?
Kualitas ASI yang Baik dan Ciri-Cirinya
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi di enam bulan pertama kehidupannya. ASI memiliki kandungan karbohidrat, laktosa, lemak, protein, vitamin dan mineral, dan sebagainya. Hal yang membedakan ASI susu lainnya adalah ASI memiliki kandungan protein yang tidak dimiliki oleh susu lainnya seperti laktoferin, sectretory IgA, Lysozyme, Growth Factors dan Bifidus Factor. Inilah yang menyebabkan ASI tidak bisa digantikan oleh susu apapun.
Menurut para ahli, pola makan yang buruk pada ibu menyusui tidak akan memengaruhi kualitas ASI. Artinya, semua ASI itu berkualitas. Namun, jika dibandingkan, ASI memiliki warna dan tekstur yang beragam. Hal ini mungkin saja membuat ibu penasaran dengan kualitas ASI tersebut.
Dikutip dari Lacanz.org, ASI dibagi menjadi tiga yakni Kolostrum, ASI Peralihan, dan ASI Mature. Kolostrum adalah ASI yang diproduksi sejak bari lahir hingga ia berusia 4 hari. Warnanya kuning keemasan dan memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. ASI Peralihan diproduksi ibu sejak hari ke-4 hingga ke-10. Warnanya lebih terang dari kolostrum dan kandungan lemak serta kalori meningkat. ASI Mature atau ASI yang matang diproduksi pada hari ke-10 dan seterusnya. Kandungan nutrisi pada ASI Mature akan berubah-ubah sesuai perkembangan bayi hingga ia berusia 6 bulan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa Moms sangat disarankan terus mengonsumsi makanan yang bergizi agar nutrisi si Kecil dan busui selalu terpenuhi.
Pada waktu tertentu (meski ASI sudah masuk pada masa ASI Mature) Moms juga masih akan melihat tekstur dan warna ASI yang berbeda. Pada sesi awal menyusui, ASI biasanya akan cenderung encer dan berwarna kebiruan, sedangkan pada sesi akhir menyusui ASI berubah menjadi putih pekat dan kekuningan. Hal ini normal terjadi, ya, Moms. ASI yang keluar pada sesi pertama disebut foremilk dan yang keluar di akhir-akhir sesi menyusui dinamakan hindmilk. Namun, Moms juga tidak perlu khawatir jika ASI yang yang keluar tetap berwarna bening atau tetap terlihat seperti foremilk. Ini tidak berarti bahwa Kualitas ASI Moms buruk, ya, Moms. Biasanya hal ini terjadi karena kadar foremilk dalam payudara lebih banyak daripada hindmilk-nya.
Selain itu, Moms juga mungkin melihat ASI dengan warna yang tak biasa, mulai dari pink, kuning pekat, kehijauan, hingga bahkan kehitaman. Ketika warna ASI berubah menjadi sedikit pink, kuning pekat, dan kehijauan, kemungkinan besar hal itu terjadi karena Moms mengonsumsi makanan-makanan berwarna seperti brokoli, bayam, beet, wortel, dan sebagainya. Namun, warna pink pada ASI bisa juga mengindikasikan kalau puting Moms sedang iritasi dan berdarah. Selama Moms yakin darah Moms baik-baik saja, hal tersebut tidak akan mengurangi kualitas ASI untuk si Kecil. Sementara itu, jika Moms melihat ASI menjadi kehitaman, Moms dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Sebab, warna hitam pada ASI bisa jadi efek samping ketika Moms mengonsumsi obat-obatan selama menyusui.
Seperti disebutkan sebelumnya, pola makan yang buruk pada ibu menyusui tidak akan memengaruhi kualitas ASI. Sebab, ASI yang dihasilkan akan menyerap nutrisi-nutrisi cadangan dari tubuh Moms ketika makanan yang dikonsumsi tidak dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan si Kecil. Namun logikanya, jika nutrisi cadangan Moms terus menerus diserap untuk ASI si Kecil, hal ini bisa memengaruhi kesehatan Moms sendiri. Bukan tidak mungkin proses menyusui pun akan terganggu ya, Moms.
Meningkatkan Kualitas ASI, Mungkinkah?
Lalu, Moms mungkin bertanya-tanya apakah kita bisa meningkatkan kualitas ASI? Jawabannya, sangat bisa Moms. Jika kuantitas ASI dipengaruhi oleh kebutuhan si Kecil, Kualitas ASI yang meningkat akan sangat dipengaruhi oleh pola makan kita, Moms. Moms dapat meningkatkan kualitas ASI dengan meningkatkan kinerja kandungan-kandungannya seperti Laktoferin (protein yang penting untuk antibodi bayi dan berfungsi sebagai pengikat ion), Epidermal Growth Factor atau EGF dan Transforming Growth Factor-Beta atau TGF-Beta (zat penting untuk pertumbuhan saluran cerna bayi). Ketika ketiga kinerja kandungan ASI tersebut meningkat, maka kualitas ASI pun akan meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas ASI, Moms disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein seperti daging-dagingan dan produk dairy. Moms juga bisa mengonsumsi suplemen makanan yang aman misalnya saripati ayam. Selain dapat meningkatkan ASI, kandungan protein yang terkandung dalam saripati ayam juga dapat menjaga daya tahan ibu menyusui. Jika daya tahan ibu menyusui tetap terjaga, maka proses menyusui pun akan menyenangkan, bukan?
Selain mengonsumsi makanan bergizi, ada beberapa cara lain yang bisa Moms lakukan agar kualitas ASI tetap terjaga dan bahkan meningkat. Berikut ini adalah cara-caranya:
- Rajin mengonsumsi makanan tinggi asam lemak esensial seperti minyak ikan, butter, dan telur.
- Mom juga dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi air putih. Tujuannya untuk menghindari kekurangan cairan dalam tubuh alias dehidrasi. Tubuh yang terhidrasi dengan baik bisa membantu menjaga kualitas ASI dan kesehatan Mom secara keseluruhan.
- Selama menyusui, Mom dianjurkan untuk selalu mencukupi kebutuhan istirahat tubuh dan senantiasa mengelola stres.
Memiliki jumlah ASI yang melimpah merupakan anugerah tersendiri. Namun, tentunya memiliki ASI yang berkualitas untuk perkembangan si Kecil juga sangat penting. Seperti yang sudah disinggung di atas, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan ibu untuk memberi ASI hingga si Kecil berusia 2 tahun. Sebagai orang tua, kita tentunya tidak hanya ingin kuantitas ASI yang cukup bagi si Kecil, tetapi juga menjaga bahkan meningkatkan kualitas ASI agar pertumbuhan ia lebih maksimal. Jadi, selain memerhatikan kuantitas ASI, yuk mulai sekarang perhatikan juga kualitas ASI kita!
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments