Hai Moms, saya mau sharing tentang pengalamanku saat Zavi mengalami Kolik. Sewaktu bayi, Zavi ini tipe baby yang sangat anteng dan jarang sekali rewel. Dia hanya rewel ketika lapar dan saya telat memberi susu.
Saat pertama kali Zavi kolik, saya merasa sangat khawatir. Tidak biasanya dia menangis dan rewel seperti itu. Saya mencoba menenangkan Zavi dengan mengganti popok dan menyusuinya. Namun, dia masih rewel dan menangis lama. Saya juga sempat mengira dia digigit semut atau merasa tidak nyaman karena ada sesuatu di tempat tidurnya, sampe-sampe saya lepas semua bajunya dan saya lihat dengan teliti. Tetapi, tidak terlihat ada semut atau suatu hal yang dapat mengganggu kenyamanannya. Saya perhatikan lagi dengan saksama kondisi Zavi. Saya melihat perutnya sedikit membesar. Perutnya terasa agak keras daripada biasanya saat saya pegang. Dari situ, saya juga masih belum paham jika kondisi tersebut disebut kolik. Maklum, saya adalah seorang ibu yang baru pertama kali memiliki anak sehingga masih minim pengalaman.
Karena kejadian tersebut berlangsung di tengah malam dan kondisinya tidak memungkinkan untuk dibawa ke rumah sakit, akhirnya saya menghubungi Om dari suami saya yang kebetulan adalah seorang dokter umum. Lalu, saya ceritakan semua gejala-gejala yang dialami Zavi. Om saya lantas menyebutkan bahwa gejala yang dialami Zavi adalah gejala kolik. Om saya lantas menyarankan saya untuk membawa Zavi ke dokter spesialis anak agar mendapatkan diagnosis dan perawatan yang lebih pasti.
It's okay. Saya merasa sedikit tenang dengan jawaban dan saran dari Om saya. Setelah menutup telepon, saya browsing tentang kolik. Menurut artikel di internet, ternyata kolik adalah salah satu kondisi yang sering dialami oleh bayi. Gejala kolik di antaranya adalah perut membesar dan kembung, bayi mengejan dan mengangkat kaki sampai perut seperti ingin buang gas. Saya juga baru tahu bahwa fase kolik yang dialami pada setiap anak ternyata berbeda-beda.
Setelah dokter spesialis anak memeriksa Zavi, benar juga, dia menyatakan bahwa apa yang dialami Zavi pada malam sebelumnya adalah kolik. Penyebab umum dari kolik ini adalah karena bayi menghisap udara saat menyusu baik melalui direct breastfeeding ataupun menyusu lewat botol. Karena Zavi minum ASIP melalui botol juga waktu itu, dokter menyarankan untuk menjaga pola makan saya sebagai ibu. Saya diminta menghindari makanan seperti kacang-kacangan dan sayuran yang mengandung gas seperti kol dan brokoli. Dokter juga menyarankan saya agar mengganti botol susu dengan botol susu yang memiliki fitur anti kolik. Nah, setelah saya mengganti botol susu yang biasa dipakai Zavi dengan menggunakan botol susu anti kolik, ternyata hasilnya positif. Botol susu anti kolik ini sangat efektif mencegah terjadinya kolik. Yang semula Zavi mengalami kolik bisa 2-3 kali dalam sebulan, kini sudah tidak pernah lagi mengalami kolik.
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments