Manufacturers

Suppliers

  • 120
  • 15
  • 160
  • 25
  • 400

Kiat-kiat Pererat Ikatan Keluarga Millennial dengan Kedua Orang Tua Bekerja

MOM STYLE  |  MY STORY  |  PARENTING  |  23 Jul '21


Apa saja karakteristik orang tua millennial?

Generasi millennial didefinisikan oleh banyak sumber sebagai orang-orang yang lahir dari tahun 1981 hingga tahun 1996. Nah, dari data Pew Research Center itu, kita tahu bahwa sebagian generasi millennial kini sudah memiliki anak. Berbeda dengan generasi sebelumnya, generasi millennial memiliki sejumlah karakteristik.

Berikut ini karakteristik millennial Dads:

1. Lebih terampil dalam melakukan tugas domestik

Tugas domestik yaitu melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak dulunya hanya dibebankan secara penuh kepada istri saja. Nah, millennial Dads tidak demikian, Moms. Mereka lebih terbuka dengan pembagian tugas bahkan ingin agar tugasnya dan tugas istrinya adil. Alhasil, millennial Dads terampil menyiapkan makanan, mengganti popok, dan bersih-bersih rumah.

2. Beberapa memilih di rumah dan menjalankan peran sebagai house husband

House husband alias bapak rumah tangga adalah sebutan untuk para suami yang mengerjakan pekerjaan tugas rutin rumah tangga sementara istrinya mencari nafkah. 

Di Amerika Serikat, jumlah suami yang menjadi house husband meningkat 2 kali lipat dari tahun 1989 pada tahun 2012. Faktor utamanya adalah Resesi Hebat 2008 yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Penyebab lainnya adalah karena sang ayah memiliki kondisi kesehatan atau disabilitas yang menyulitkannya untuk bekerja kantoran atau di lapangan.

Selain kedua alasan tersebut, ada pula alasan lain yaitu Dads ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga. Beberapa laki-laki yang tidak menjadi bapak rumah tangga bahkan mengaku lebih memilih fokus membesarkan anak di rumah jika saja mereka tak harus bekerja di kantor

3. Lebih aktif di internet dan media sosial

Internet telah menjadi gaya hidup utama bagi kaum millennial. Akses informasi yang cepat dan mudah membuat para ayah terbuka terhadap hal-hal baru. Mereka pun jadi sering mencari informasi seputar rumah tangga dan mengasuh anak. Kedekatan Dads dengan media sosial juga ditunjukkan dengan seringnya berbagi momen bersama anak dan keluarga.

4. Lebih terbuka mengenai perbedaan cara asuh

Karena sering mengakses informasi seputar pola asuh di internet, Dads jadi lebih terbuka terhadap cara mengasuh anak yang berbeda-beda. Mereka bisa bertukar strategi dan pengalaman dalam menghadapi masalah rumah tangga sehari-hari. Dads pun jadi lebih luwes dalam menerapkan peraturan dan pola asuh anak.

Halaman 2 dari 5

Berikut ini karakteristik millennial Moms:

1. Lebih dekat dengan teknologi

Millennial Moms adalah para ibu yang melek teknologi. Gadget memudahkan mereka untuk mencari informasi, berbelanja online, dan bersosialisasi. Namun, Moms harus ingat untuk selalu melakukan cek dan ricek semua informasi yang masuk. Jangan sampai Moms yang melek teknologi ini jadi korban teknologi karena percaya hoaks, ya, Moms!

2. Menerapkan gaya hidup sehat

Karena akses informasi yang mudah, Moms jadi tahu hal-hal apa saja yang harus Moms lakukan atau hindari demi hidup sehat. Moms pun lebih menjaga pola makan, olahraga teratur, dan cukup istirahat karena benar-benar mengerti dampak positifnya. Di sisi lain, Moms juga mungkin akan bertambah rasa ingin tahunya terhadap kebiasaan orang-orang di luar negeri.

3. Lebih cepat menerima perubahan

Millennial Moms memiliki karakteristik lebih terbuka dan cepat menerima perubahan. Sebagian besar di antara mereka bahkan tidak setuju dengan pola asuh orang tua mereka dahulu. Mereka lantas membesarkan si Kecil dengan lebih santai, suportif, menyenangkan, dan penuh empati.

4. Ingin mencapai passion meski sudah berumah tangga

Beda dengan generasi sebelumnya di mana seorang istri seolah-olah tidak perlu keluar rumah demi mengurus anak, millennial Moms tidak bisa berdiam diri. Meski Moms adalah ibu rumah tangga, Moms tetap ingin mencari kesibukan agar produktif. Waktu senggang di rumah sering diisi dengan menjalankan passion atau profesi lain yang fleksibel. Hal tersebut membuat Moms lebih bahagia menjalankan peran sebagai istri dan ibu.

5. Detil dalam memilih produk

Millennial Moms ingin produk yang dipilihnya benar-benar yang terbaik untuk keluarga. Karena itu, detail mengenai bahan baku hingga proses pembuatan menjadi perhatian khusus. Millennial Moms selalu ingin produk yang praktis namun berkualitas terbaik.

Halaman 3 dari 5

Bagaimana cara millennial parents berbagi tugas di rumah?

Mendidik dan membesarkan anak merupakan kerja tim dari kedua orang tua. Moms & Dads haruslah berbagi tugas apalagi jika keduanya bekerja. Selain meringankan beban masing-masing, berbagi tugas malah berdampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jadi, anggapan mengenai anak merupakan tanggung jawab penuh istri sedangkan beban finansial adalah beban suami sudah tidak relevan di zaman ini.

Bahkan, menurut Joseph Pleck dalam Changing Patterns of Work and Family Roles, pengasuhan anak lebih seimbang apabila kedua orang tua sejajar alias keduanya bekerja. Ketika ibu bekerja, tidak lantas kualitas mengasuh anak menjadi lebih rendah daripada ibu rumah tangga.


Berikut ini kiat-kiat membagi tugas rumah tangga:

1. Samakan visi dan misi

Diskusi antar suami istri sangat penting agar keduanya sepakat mengenai visi dan misi pola pengasuhan dalam keluarga. Persepsi yang sama ini akan memudahkan Moms & Dads dalam mempererat ikat keluarga.

2. Bagi tugas dengan jelas

Bagi tugas antara Moms & Dads dengan jelas, adil, dan rasional. Bersikaplah fleksibel sehingga semua pekerjaan dapat selesai tepat waktu. Jika Moms atau Dads ingin mengadakan perubahan, konsultasikan secara jujur. Pasangan akan sangat menghargai suami/istri yang terbuka dan dengan sendirinya mempererat ikatan karena merasa dilibatkan.

3. Jaga keutuhan komunikasi

Komunikasi yang lancar antara suami dan istri menjadi tonggak kesuksesan pembinaan rumah tangga. Komunikasi yang terbuka, jujur, sehat, dan dua arah menjadi pilar mempererat ikatan keluarga millennial.

4. Saling mempercayai kemampuan masing-masing

Ketika tugas sudah dibagi, percayalah kepada pasangan bahwa dia akan dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan baik. Kesalahan-kesalahan dan penyesuaian-penyesuaian di awal adalah wajar. Berikan waktu bagi pasangan untuk beradaptasi, ya, Moms!

5. Utamakan sikap saling menghargai

Selain komunikasi, saling menghargai juga menjadi penentu sukses menjalankan tugas rumah tangga. Berikan pujian atau hadiah ketika Dads membantu Moms bersih-bersih, mengerjakan PR anak, dsb. Gestur sederhana ini akan sangat diapresiasi oleh pasangan karena dia merasa keterlibatannya membuahkan hasil positif.

Halaman 4 dari 5

Bagaimana melibatkan suami lebih banyak dalam mendidik dan membesarkan anak?

Van Wel pada sebuah penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2000 menjabarkan beberapa upaya seorang ayah mendekatkan diri dengan anak sebagai berikut:

Melakukan interaksi langsung (engagement)

Dads dan si Kecil melakukan interaksi langsung seperti mengajari si Kecil mengendarai sepeda, menemani si Kecil bermain, atau memandikan si Kecil.

Selalu ada untuk anak (accesibility)

Ayah yang baik akan selalu ada secara fisik dan psikologis. Aktivitas mengambil raport di sekolah, misalnya, merupakan perwujudan dukungan Dads secara fisik maupun psikologis.

Bertanggung jawab mensejahterakan anak (responsibility)

Fungsi responsibility ini adalah fungsi yang dianggap sebagai tugas utama seorang ayah yaitu mencari nafkah. Tidak cukup di situ saja, Dads perlu menjamin kesejahteraan si Kecil. Berusahalah memberikan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan si Kecil, kemudahan mengakses tempat-tempat umum, dan kebutuhan passion si Kecil.

Senada dengan Van Wel, Palkovitz juga menyebutkan beberapa kategori keterlibatan Dads dalam mengasuh si Kecil yang dikenal dengan konsep generative fathering, yaitu:

  • Communication: Berkomunikasi dengan anak
  • Teaching: Memberikan teladan kepada anak
  • Monitoring: Mengawasi lingkungan pertemanan dan pekerjaan rumah anak
  • Cognitive process: Merencanakan masa depan dan mendoakan yang terbaik untuk anak
  • Errands: Membelikan kebutuhan sehari-hari
  • Caregiving: Mengurus anak; misalnya memandikan, memakaikan baju, dan menyuapi
  • Shared interests: Berbagi interest dengan anak
  • Avaliability: Selalu ada secara fisik dan psikis untuk anak
  • Shared activities: Melakukan kegiatan bersama dengan anak
  • Planning: Merencanakan berbagai aktivitas anak
  • Preparing: Menyiapkan kebutuhan anak seperti menyiapkan makanan dan pakaian
  • Affection: Memberikan kasih sayang dan sentuhan emosi
  • Protection: Menjaga, memberi perlindungan anak
  • Emotional support: Membesarkan hati anak, mendukung secara emosional

Halaman 5 dari 5

Manfaat bonding bagi ayah dan anak

Sosok ayah sangat dibutuhkan oleh setiap anak. Dads perlu memiliki kualitas-kualitas yang dapat dijadikan panutan bagi anak-anaknya. Dads berpengaruh besar dalam membentuk karakter anak laki-laki. Dads juga menjadi pedoman anak perempuan dalam memahami sosok laki-laki yang baik budinya. Oleh karena itu, Dads jangan lupa untuk terus mempererat bonding dengan si Kecil.

Inilah manfaat positif bonding bagi Dads dan si Kecil:

Si Kecil menjadi lebih cerdas

Dads dapat memberikan kasih sayang dan menciptakan rasa aman, tenang, dan nyaman kepada si Kecil. Dengan demikian, dia jadi lebih fokus dalam belajar dan memiliki semangat tinggi untuk memahami setiap materi yang disampaikan. Anak yang penuh motivasi cenderung lebih cerdas dan nilai pelajarannya bagus.

Si Kecil lebih percaya diri

Karena si Kecil tahu Dads sayang kepadanya, dia akan tumbuh menjadi sosok yang percaya dirinya baik. Dia juga tahu harus menghargai dirinya sendiri. Jangka panjangnya, anak tumbuh supel dan siap menghadapi tantangan.

Si Kecil memiliki emosi lebih stabil

Kondisi emosional yang lebih stabil dan positif akan dimiliki anak-anak yang mendapatkan cukup perhatian dari ayah mereka. Terutama pada anak laki-laki, ayah yang baik membentuk identitas karakter anak yang baik pula.

Bakat si Kecil bisa tersalurkan dengan baik

Dengan sering menghabiskan waktu bersama si Kecil, Dads lebih tahu bakat dan potensi terpendamnya. Dads pun bisa membantu si Kecil meraih cita-cita dengan mengarahkan minatnya sebaik mungkin.

Si Kecil terhindar dari risiko gangguan mental

Gangguan mental dan pubertas dini dapat dicegah apabila ayahnya sering terlibat dalam kehidupan sang anak. Setelah dewasa, si Kecil akan lebih mahir dalam mengendalikan stres dibandingkan dengan anak-anak dengan ikatan orang tua yang kurang baik.

Nah, bagaimana kiat-kiat mempererat ikatan keluarga millenial?

1. Libatkan diri dalam kehidupan anak sejak dini

Baik Moms maupun Dads harus berperan aktif terhadap perawatan si Kecil sejak lahir. Carilah waktu ketika Moms & Dads sama-sama libur dari tugas kantor. Intensitas waktu bersama yang semakin banyak akan semakin mempererat ikatan keluarga.

2. Ciptakan kenangan indah bersama si Kecil

Sebisa mungkin seringlah membuat momen menyenangkan bersaa si Kecil. Galilah potensinya agar dia dapat tumbuh menjadi pribadi yang utuh, cerdas, percaya diri, dan penuh tanggung jawab.

3. Jadilah pendengar yang baik

Sesibuk apa pun Moms & Dads, luangkan waktu untuk mendengarkan apa pun yang diutarakan si Kecil. Impian, keluh kesah, pertanyaan, dsb. si Kecil perlu dihargai dan ditanggapi agar dia merasakan kenyamanan dan kasih sayang.

4. Semangati si Kecil dalam setiap kesempatan

Si Kecil tentunya tidak luput dari melakukan kesalahan-kesalahan. Ketika dia gagal melakukan tugasnya, dorong dia untuk bangkit lagi dengan kata-kata penuh semangat. Ini akan membuatnya percaya kepada orang tuanya dan menjadi pribadi yang ulet, tangguh, dan terampil.

Tag: ciri-ciri ayah milenial, ciri-ciri ibu milenial, hubungan ayah dan anak, kiat memperat ikatan keluarga

Referensi: Alo Dokter, Hello Sehat, Line Today, Swararahima, Tabloid Bintang

Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!

5345 Babyologist Indonesia

Comments

LATEST POSTS

7 Langkah Bagi Tugas Atur Keuangan Buat Pengantin Baru

Kehidupan pasca menikah tentu berbeda 180 derajat bila dibandingkan dengan kehidupan sehari-hari