Ketika Moms & Dads punya segudang kewajiban seperti mengurus anak dan menyelesaikan pekerjaan, waktu untuk berduaan jadi semakin terbatas. Apalagi, jika Moms & Dads memiliki gaya hidup aktif karena tuntutan pekerjaan dan kehidupan sosial.
Mau nge-date berduaan? Dads harus mengikuti kunjungan kerja ke luar kota.
Mau cuddling malam-malam? Si Kecil minta dikelonin harus sampe tidur pulas.
Akhirnya, Moms & Dads sepakat untuk mengurangi waktu bermesraan. Memang, keputusan ini nggak ada salahnya ketika load pekerjaan sangat banyak sehingga waktu senggang sebaiknya digunakan untuk istirahat. Namun, kesepakatan ini kurang bagus untuk dijalankan long term.
Usia pernikahan boleh bertambah tua. Namun, bukan berarti kemesraan awal pernikahan tidak perlu lagi ditunjukkan. Malah, seharusnya Moms & Dads mengesampingkan si Kecil supaya pernikahan tetap mesra dan langgeng, loh! Wah, kok bisa? Bukannya itu artinya Moms & Dads ga sayang sama si Kecil?
Eits... lebih memprioritaskan suami atau istri daripada anak bukan lantas tidak sayang dengan si Kecil. Seringkali para Dads nih, ya, setelah Moms melahirkan lantas perhatian full ke anak. Meski maksud Dads baik, hal ini bisa membuat hubungan pernikahan renggang tanpa disadari.
Jadi, buat para Dads nih, ini alasan mengapa Istri harus didahulukan dalam hubungan pernikahan, bukan anak:
Suami membuat janji pernikahan dengan Istri, bukan dengan anak-anak
Ijab kabul, marriage vows, atau sumpah suami istri memperjelas bahwa hubungan pernikahan harus didahulukan daripada hubungan ayah-anak atau ibu-anak. Mendahulukan anak-anak mengurangi komitmen dan tidak menghormati Istri. Dengan mengutamakan pasangan, baik itu Dads yang mengutamakan Moms dan sebaliknya, menciptakan rasa percaya diri yang menyebabkan cinta tumbuh subur. Dampak ke si Kecil, dia akan merasa aman melihat hubungan Dads & Moms yang adem ayem.
Hal terbaik yang dapat Suami lakukan untuk anak adalah mencintai Ibunya
Mencintai Istri sepenuhnya sebenarnya merupakan investasi pada anak-anak. Memperlihatkan bahwa Dads mencintai Moms di depan si Kecil akan membuatnya mengerti akan cinta yang membuatnya merasa aman.
Hubungan perkawinan merupakan landasan sebuah keluarga
Sama seperti sebuah rumah, keluarga akan runtuh ketika pondasinya rusak atau gagal. Jadi, mempertahankan kemesraan suami istri menjadi langkah utama supaya dapat membangun rumah tangga yang aman, indah, dan menyenangkan. Mengabaikan pondasi rumah tangga demi mengurus anak supaya tumbuh bahagia sebenarnya sama dengan mengisi interior rumah dengan perabotan bagus tetapi menghiraukan kerapuhan pondasi rumah. Sebagus-bagusnya bentuk rumah dan isi di dalamnya, tidak ada artinya ketika rumahnya ambruk.
Anak-anak meniru apa yang mereka lihat
Hal ini pastinya sudah sangat sering dibahas di ilmu parenting, ya! Anak-anak sebagai peniru andal akan meniru orang tuanya – orang-orang terdekat yang berinteraksi dengannya sejak kecil. Ketika si Kecil mengamati cinta tulus yang ditunjukkan Dads ke Moms, si Kecil cenderung juga akan mempraktikkannya sendiri. Dengan menjaga kemesraan suami istri, sebenarnya Dads juga membesarkan si Kecil dengan kasih sayang yang terlihat nyata sehingga si Kecil “kenyang” akan cinta.
Masalah anak mungkin bersumber dari kerenggangan hubungan orang tua
Saat Suami merasakan adanya jarak antara dirinya dengan Istri hingga mengganggu hubungan pernikahan, si Kecil bisa seperti kehilangan pedoman. Hal itu bisa menjadi ganjalan perasaan si Kecil yang mungkin diwujudkan dalam masalah akademis, perilaku, dan atau kesehatan. Renggangnya hubungan pernikahan berisiko kehilangan pasangan, dan hubungan dengan anak juga akan dengan cepat menjadi kerusakan tambahan.
Pernikahan adalah investasi seumur hidup
Beberapa pasangan menemukan bahwa mereka menjadi orang asing ketika anak-anak meneruskan kehidupannya dengan pindah rumah atau sudah berumah tangga sendiri. Sadarlah bahwa Dads akan hidup lebih lama dengan Moms daripada dengan anak-anak. Jangan sampai setelah anak-anak “mentas”, kehidupan rumah tangga menjadi canggung karena tak banyak kenangan manis bersama selama pernikahan.
Nah, itulah alasan-alasan mengapa meskipun sudah ada anak, Dads tak boleh kesampingkan Istri.
Lantas, gimana sih tips untuk tetap mesra dengan pasangan?
Hilangkan rasa malu mengungkapkan pernyataan cinta dengan kata-kata
Saat pacaran, rasanya semua rayuan gombal bin memalukan sudah dilontarkan dari mulut Dads untuk mendapatkan Moms. Nah, ketika sudah menikah, jangan dong sisi romantis Dads tiba-tiba hilang begitu saja, lenyap dimakan usia. Tak melulu karena sudah tak cinta lagi, hilangnya saat-saat romantis bisa jadi karena selalu bertemu setiap hari dan sibuk dengan urusan pribadi.
Jaga komunikasi tetap terbuka
Komunikasi merupakan kunci terpenting dalam setiap hubungan, bukan hanya di pernikahan saja. Komunikasi yang jelas memungkinkan suami istri sharing apa yang sedang dirasakan, pendapat yang ingin dikemukakan, dan ekspektasi yang dimiliki. Jadi, jika ada hal yang mengganjal, ungkapkan saja! Meski Dads menikahi Moms karena memiliki pemikiran yang sama atau mirip, perbedaan pendapat antara suami dan istri pasti selalu ada. Sering-seringlah pillow talk atau ngobrol saat ada waktu senggang supaya tak ada rahasia yang bikin hubungan terganggu.
Luangkan waktu untuk berkencan
Makan berdua di restoran favorit, nonton bioskop, atau staycation bisa jadi pilihan kencan singkat dengan pasangan. Moms & Dads bisa minta tolong keluarga atau orang yang dipercaya untuk mengurus si Kecil sementara orang tuanya pergi berkencan.
Gimana, gampang kan, tips biar hubungan pernikahan selalu baik dan langgeng? Yuk, dipraktikkan!
Ada tips lain? Yuk, tulis di kolom komentar!
Referensi: All Pro Dad
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments