Setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan formal melalui institusi sekolah. Tidak hanya mencerdaskan anak, kegiatan sekolah juga mengajarkannya tentang banyak hal penting seperti kemampuan bersosialisasi dan kemampuan-kemampuan lain yang akan berharga untuk kehidupannya saat dewasa.
Sebagai orang tua, Moms & Dads pun pasti telah berpikir untuk menyekolahkan si Kecil di sekolah yang paling baik dan tepat. Namun ingat, tidak hanya tempat di mana dia sekolah saja yang harus dipertimbangkan tetapi juga kapan saat yang tepat untuk menyekolahkan si Kecil.
Anak masuk sekolah usia berapa?
Sebab, memaksakan si Kecil untuk sekolah sebelum waktunya bisa berdampak pada perkembangan psikologisnya. Menurut Psikolog Anak Patricia Elfira Vinny, M. Psi., seorang anak yang dititipkan ke sekolah sebelum cukup umur berpotensi merasa jenuh dan kurang motivasi untuk naik ke jenjang berikutnya. Psikolog yang berpraktik di RSJD Sungai Bangkong dan Klinik tumbuh kembang anak Pelangi Kasih Pontianak itu menyebutkan berapa usia ideal anak masuk sekolah yaitu 4 tahun untuk jenjang PAUD, 5 tahun untuk jenjang TK, dan 6 tahun untuk jenjang SD.
Psikolog Elly Risman, sebagaimana diberitakan oleh Badan Pendidikan Kristen Penabur, juga memberikan pernyataan senada, yaitu tidak menyekolahkan anak terlalu dini. Dia menyoroti tren orang tua muda yang berlomba-lomba menyekolahkan anaknya sedini mungkin. Padahal menurutnya, standar terbaik menyekolahkan anak usia SD adalah 7 tahun. Sehingga, usia ideal anak masuk TK menurutnya adalah 5 tahun. Elly juga mengutip buku The Lost of Childhood karya Neil Postman tentang anjuran untuk tidak mencuri masa bermain anak-anak. Sebab, si Kecil dikhawatirkan tumbuh menjadi orang dewasa yang kekanak-kanakan.
Baca Juga: Tips Agar Anak Mau Sekolah Sendiri, Yuk, Terapkan ke Si Kecil!
Di sisi lain, bagaimana jika kondisi rumah tangga mengharuskan si Kecil untuk dititipkan ke daycare? Perkembangan zaman juga mengubah cara mendidik anak. Kini, semakin banyak orang tua yang paham akan konsep Golden Age. Anak-anak yang masih kecil memiliki kemampuan belajar seperti spons. Artinya, dia menyerap setiap kata, pengalaman, dan perilaku yang ditunjukkan kepadanya. Apa yang dia pelajari di masa kecil menjadi pondasi kepribadian dan kemampuannya di masa depan.
Syarat anak siap sekolah preschool dan pedoman memilih preschool yang tepat
Menurut Nadya Pramesrani, psikolog keluarga dari Rumah Dandelion, dalam sebuah webinar, bukan usia yang menjadi kunci kapan si Kecil boleh disekolahkan. Berikut ini syarat yang bisa dijadikan Moms & Dads pedoman mengetahui apakah si Kecil sudah siap sekolah atau belum:
Cek kemampuan berkomunikasinya
Nadya menyebutkan bahwa anak-anak yang sudah bisa berkomunikasi dua arah sudah boleh dimasukkan ke preschool. Jadi, cek apakah si Kecil sudah mampu memahami dan menanggapi lawan bicaranya. Rata-rata, kemampuan ini sudah terlihat pada anak usia dua tahun. Maka, tidak masalah jika si Kecil masuk preschool saat usianya 2 tahun.
Sesuaikan dengan jam kerja orang tua
Dalam memilih daycare atau baby gym class, Moms & Dads perlu memperhatikan kondisi rumah tangga. Apabila kedua orang tua bekerja, pilihlah daycare dengan sistem full day. Biasanya, si Kecil dapat dititipkan pagi hari sebelum ortu bekerja dan dijemput saat selesai pulang kerja.
Perhatikan keseimbangan jumlah tenaga pendidik dan jumlah anak yang dititipkan
Hal tersebut penting karena setiap anak berhak mendapatkan perhatian yang adil. Paling ideal adalah kelas yang jumlah tenaga pendidiknya seimbang dengan jumlah anak. Toleransinya adalah satu tenaga pendidik mampu menangani tiga orang anak. Lebih dari itu, kemungkinan tenaga pendidik tidak bisa membagi perhatiannya dengan baik sehingga tidak bisa mengawasi dan mendidik si Kecil dengan optimal.
Kenali dan pahami metode belajar yang ditetapkan
Saat ini, sudah ada banyak metode pembelajaran untuk anak usia dini termasuk preschool. Beberapa contoh di antaranya adalah Metode Sentra, Montessori, dan Glenn Dorman Method. Moms & Dads dapat mendiskusikan metode mana yang paling cocok. Sebaiknya, orang tua juga turut memahami metode pengajaran yang dipakai daycare pilihan supaya ketika di rumah juga memberikan stimulasi-stimulasi yang sesuai atau tidak bertentangan sehingga anak tidak bingung.
Keuntungan anak masuk preschool
Masa keemasan si Kecil diisi dengan cukup kegiatan edukatif
Usia 0-6 tahun merupakan usia di mana perkembangan otak sedang pesat-pesatnya. Daya serap otak anak pada usia ini seperti spons sehingga perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin. Memaparkan anak pada kegiatan belajar melalui observasi, eksperimen, dan komunikasi dengan orang lain akan membuat si Kecil memiliki pondasi utama yang kokoh bagi tumbuh kembangnya di usia selanjutnya.
Mengenalkan si Kecil dengan konsep sekolah
Konsep sekolah dapat diajarkan sejak dini. Rutinitas sekolah menginspirasi rutinitas positif lainnya setiap hari seperti bangun pagi, bersosialisasi dengan teman, duduk dengan posisi yang baik, hingga mendengarkan instruksi dari guru. Si Kecil yang telah beradaptasi dengan konsep sekolah akan merasa lebih percaya diri, bahagia, dan memiliki pondasi hidup yang mantap.
Mematangkan pondasi anak sesuai Sensory Pyramid of Learning
Sensory Pyramid of Learning adalah sebuah konsep yang dilontarkan oleh Williams & Shellenberger di tahun 1996 yang menyebutkan bahwa pembelajaran bersifat inkremental dan integrasi sensorik anak berperan besar dalam perkembangannya.
Stimulasi yang cukup dari segi sensorik, penciuman, visual, auditori, proprioseptif, vestibular, dan gustatory mendukung perkembangan sensor motor, perceptual motor, dan kognisi.
Baca Juga: Uang Sekolah Makin Mahal, Gimana Cara Mempersiapkannya?
Perkembangan sistem saraf pusat yang optimal akan meningkatkan kualitas hidup si Kecil misalnya dalam hal postur tubuh, refleks, koordinasi mata dan tangan, persepsi visual, keterampilan bahasa pendengaran, persepsi visual-spasial, fungsi pusat perhatian, hingga perilaku, aktivitas sehari-hari, dan pembelajaran akademik.
Mengisi waktu luang
Anak-anak memiliki banyak waktu luang yang sayang jika hanya dihabiskan di rumah saja. Preschool memungkinkan si Kecil untuk mengisi waktu luangnya dengan bermain sambil belajar. Lebih lanjut, kegiatan positif ini juga bisa membuat si Kecil lebih bahagia dan mengurangi risiko stres.
Meski si Kecil sudah preschool, bukan berarti Moms & Dads lepas tangan tidak memberikan edukasi padanya. Orang tua harus kreatif agar si Kecil tidak malas dan fokus pada kegiatan baik di rumah maupun di sekolah. Bagaimana pun juga, anak akan mencontoh teladan orang tuanya.
Referensi: BPK Penabur, CNN Indonesia, Growing Mind Preschool, Kumparan
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments