Alergi adalah kondisi kronis yang melibatkan reaksi abnormal terhadap zat asing yang disebut sebagai alergen. Pada anak-anak usia 0-15 tahun, biasanya akan terjadi reaksi alergi beruntun yang disebut dengan allergic march.
Pada balita, reaksi alergi yang paling umum terjadi adalah eksim dan juga alergi makanan. Tungau (kutu) merupakan salah satu pencetus alergi (eksim) dan asma pada anak yang utama. Biasanya tungau hidup dan dapat berkembang biak dengan baik pada lingkungan dengan suhu yang hangat dan lembap seperti bantal, kasur, karpet, dan barang berbulu seperti boneka. Selain tungau, ada beberapa partikel yang apabila terhirup akan memicu reaksi alergi: serbuk sari tanaman, kecoak, serpihan kulit binatang, dan jamur.
Untuk alergi makanan, ada beberapa contoh makanan yang termasuk alergen (zat pencetus alergi):
- Susu sapı
- Kacang kedelai
- Kacang-kacangan
- Makanan laut (ikan, udang, kepiting, kerang)
- Gandum
- Telur
Selain dari makanan dan juga zat yang terhirup, raaksi alergi juga dapat terjadi karena faktor keturunan. Apabila kedua orang tua memiliki alergi, maka kemungkinan anak juga akan memiliki alergi adalah 40% - 60%. Kemungkinan ini akan bertambah besar hingga 60% - 80% apabila kedua orang tua memiliki manifestasi alergi yang sama.
Ada beberapa faktor eksternal yang juga dapat memicu risiko alergi:
- Merokok
- Polusi udara
- Kolonisasi flora normal usus
- Kurangnya paparan sinar matahari
- Pemberian makanan padat dini
- Pemberian susu formula dini
- Diet rendah serat, DHA dan antioksidan
- Defisiensi vitamin D
Untuk mencegah reaksi alergi pada si Kecil, Moms and Dads dapat memastikan si Kecil mendapatkan ASI lebih dari 6 bulan, memberikan probiotik dan prebiotik, serta Omega 3.
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments