Hai moms, kali ini saya akan bercerita tentang saya yang terkena cacar air hingga akhirnya menular ke kedua anak saya. Kejadian ini terjadi pada akhir tahun 2019 kemarin.
Berawal dari demam tinggi yang saya alami selama dua hari, disertai dengan munculnya sebuah lenting berisi cairan yang cukup besar di perut. Tidak ada perasaan curiga apapun saat itu. Bahkan saya menganggap jika lenting tersebut karena efek demam yang tidak kunjung turun, selalu di kisaran 38-39 °C, padahal saya sudah meminum obat penurun panas. Di hari ketiga, mulailah muncul bercak-bercak merah dan lenting berair dengan ukuran kecil di punggung dan tangan. Bahkan di belakang kedua telinga saya terdapat benjolan yang terasa nyeri. Perasaan semakin campur aduk karena takut ada yang tidak beres dengan kelenjar getah bening saya. Akhirnya saya memutuskan untuk ke dokter.
Dokter mengatakan jika saya terkena cacar air. Ini merupakan cacar air kedua saya, karena sebelumnya saya sudah terkena cacar air sewaktu saya masih kecil. Walaupun sudah pernah terkena cacar air, tidak menutup kemungkinan jika akan terkena cacar air kembali untuk kedua kalinya. Hal ini disebut juga dengan Herpes Zoster. Untuk cacar air ini sebenarnya tidak ada obatnya karena virus hanya bisa dilawan oleh imun tubuh yang kuat. Jadi dokter menyarankan untuk mengkonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi, banyak makan buah sayur serta banyak minum air putih. Saya hanya diberi salep Acyclovir dan Paracetamol. Dokter mengatakan cacar air ini akan sembuh sekitar 2 mingguan. Lumayan lama ya.
Kegalauan sempat terjadi, saya takut jika cacar air ini akan menular ke kedua anak saya. Rumah saya memang sangat dekat dengan mertua, tetapi dengan kondisi ibu yang sedang merawat bapak mertua yang sakit membuat saya tidak bisa menitipkan anak-anak. Mau dititipkan ke orang tua saya juga tidak mungkin karena jauh, terpisah jarak Bogor-Bekasi. Anak-anak saya juga tidak mungkin dalam 24 jam selama 2 minggu terpisah dari saya. Anak kedua saya pun juga masih direct breastfeeding, tidak mungkin saya sapih secara mendadak. Syukurlah suami menenangkan saya, dia mengatakan jika anak-anak terkena cacar air itu urusan nanti, yang terpenting saya sembuh terlebih dahulu. Maklumlah, selama saya sakit suamilah yang mengerjakan pekerjaan rumah ditambah dengan mengurus anak. Baru 3 hari saya sakit saja beliau sudah mengatakan jika dia ingin mengibarkan bendera putih. Di satu sisi saya merasa kasihan, tapi di sisi lain saya bahagia karena suami bisa merasakan 'nikmatnya' berperan menjadi seorang ibu.
Pada hari kelima, lenting berisi air semakin banyak di tubuh saya. Tubuh terasa panas dan gatal, bersyukur saya sudah tidak demam. Untuk mengurangi rasa gatal, saya mandi dengan air dingin dan sabun cair antiseptik yang di tepuk-tepuk pelan ke badan. Setelah mandi, saya membalurkan bedak gatal ke seluruh tubuh. Untuk lenting yang sudah pecah, saya oleskan salep Acyclovir sesuai saran dokter.
Setelah 2 minggu, cacar sudah mengering. Hanya saja masih berbekas hitam di kulit. Bahkan di muka masih terlihat beberapa spot hitam yang berlubang. Beberapa orang menyarankan untuk memakai masker jagung agar spot hitam ini memudar. Hal ini masih menjadi PR besar untuk saya sampai detik ini.
Lalu bagaimana dengan kedua anak saya? Nantikan kelanjutan ceritanya di artikel selanjutnya ya Moms!
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments