Seorang bayi yang baru lahir masih belum mempunyai sistem pencernaan yang sempurna. Seiring berjalannya waktu, organ tubuh termasuk pencernaannya akan bertumbuh dengan sempurna sehingga bisa memproses makanan dengan sempurna seperti halnya orang dewasa. Sembari menunggu masa itu, Moms perlu mengetahui masalah pencernaan apa saja yang sering dialami bayi. Salah satu masalah umum pencernaan bayi adalah konstipasi. Oleh karena itu, Moms perlu mengetahui apa itu konstipasi, ciri-cirinya, dan cara mengatasinya. Simak penjelasan singkat berikut ini, ya, Moms!
Apa itu konstipasi pada bayi?
Secara umum, konstipasi pada bayi didefinisikan sebagai sulitnya seorang bayi untuk BAB, bayi jarang BAB, atau BAB dengan feses yang keras dan kering. Ada beberapa penyebab umum gangguan pencernaan ini, di antaranya:
- Si Kecil sering mengabaikan keinginan BAB atau menolak BAB karena takut pergi ke toilet, tidak nyaman menggunakan toilet umum, atau masih ingin bermain.
- Si Kecil merasa sakit saat BAB karena fesesnya berukuran besar dan keras, mengakibatkan dia menahan rasa ingin BAB karena tidak ingin merasakan sakit lagi.
- Si Kecil memberontak atau menahan diri pergi ke toilet karena Moms kurang tepat menerapkan toilet training atau si Kecil masih berusia terlalu dini untuk menjalaninya.
- Adanya perubahan pola makan si Kecil seperti kurang makan buah, kurang mengonsumsi cairan, atau kurang makan makanan berserat.
- Adanya perubahan rutinitas dan suasana hati seperti karena si Kecil sedang bepergian, cuaca panas, dan stres.
- Si Kecil mengonsumsi obat-obatan tertentu yang memiliki efek samping konstipasi.
- Si Kecil alergi susu sapi atau terlalu banyak mengonsumsi produk susu.
- Ada keluarga yang juga pernah atau sedang mengalami konstipasi. Faktor genetik atau lingkungan yang dimiliki bersama dapat menjadi penyebab konstipasi.
- Si Kecil memiliki kondisi medis seperti kelainan anatomis, masalah metabolisme atau sistem pencernaan, atau kondisi medis lainnya.
Ciri-ciri konstipasi pada bayi yang harus Moms tahu
Perhatikan tanda dan gejala berikut ini agar Moms tahu bahwa si Kecil sedang konstipasi atau tidak sehingga Moms bisa segera melakukan langkah-langkah untuk mengatasinya:
- Si Kecil tidak BAB lebih dari 3 kali dalam seminggu
- Feses si Kecil terlihat keras, kering, dan sulit dikeluarkan
- Si Kecil terasa nyeri saat BAB
- Si Kecil mengalami sakit perut
- Ada noda tinja cair atau pucat di celana dalam si Kecil yang menandakan bahwa tinja tersebut tertahan di rektum
- Ada darah di permukaan feses yang keras
Cara mengatasi konstipasi pada bayi yang bisa Moms lakukan
Sebagian besar kasus konstipasi pada bayi bisa diatasi hanya dengan menghentikan konsumsi makanan penyebab konstipasi dan menggantinya dengan makanan sehat yang bisa melancarkan BAB. Moms juga dapat membantu meringankan sembelit si Kecil dengan cara-cara berikut ini:
1. Berikan makanan tinggi serat
Anak yang sering makan makanan kaya serat akan memiliki sistem pencernaan yang lebih baik. Tubuhnya akan membentuk feses yang lunak dan tebal. Buah-buahan, roti gandum, sereal, sayuran, dan kacang-kacangan adalah beberapa contoh makanan tinggi serat. Menu solid foods yang dapat dicoba di antaranya bubur kacang polong atau plum, gandum utuh, gandum, dan sereal multigrain. Jika si Kecil belum terbiasa makan makanan tinggi serat, sajikan sedikit-sedikit (beberapa gram sehari) untuk mencegah perut si Kecil menyimpan gas berlebih dan kembung.
2. Berikan probiotik agar saluran cerna si Kecil sehat
Probiotik adalah bakteri baik yang membantu menyehatkan saluran pencernaan. Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh si Kecil ketika makanan yang dikonsumsinya kaya akan probiotik, antara lain, tidak gampang sakit atau terkena infeksi, metabolisme lebih lancar sehingga badan lebih berenergi, lebih mudah berkonsentrasi saat belajar, serta suasana hatinya selalu baik dan merasa bahagia. Salah satu jenis probiotik yaitu Lactobacillus reuteri dapat membantu bayi dan anak-anak mencegah dan mengurangi gejala-gejala gangguan saluran cerna seperti diare, konstipasi, dan kolik.
Pisang, apel, dan yogurt merupakan beberapa contoh makanan yang mengandung probiotik. Susu pertumbuhan yang mengandung probiotik Lactobacillus reuteri juga sangat baik diberikan kepada si Kecil agar dia dapat tumbuh sehat, saluran pencernaannya bebas dari masalah sehingga sistem imunnya juga kuat.
3. Dorong si Kecil rutin meminum cairan
Konsumsi cairan dapat membantu melancarkan proses pencernaan dan mendorong sistem pencernaan bekerja sempurna. Karena itulah, dorong si Kecil untuk minum banyak cairan.
4. Kurangi makanan yang menyebabkan sembelit
Makanan seperti susu dan keju dapat menyebabkan sembelit. Coba kurangi atau hentikan konsumsi makanan ini dan lihatlah apakah hal tersebut membantu meredakan konstipasinya.
5. Terapkan gaya hidup aktif
Aktivitas fisik yang teratur membantu merangsang fungsi usus agar bekerja normal. Ajak si Kecil untuk berjalan-jalan atau berlari-lari kecil agar BAB-nya lancar.
6. Buat jadwal BAB rutin
Alokasikan waktu secara teratur setelah si Kecil makan untuk memberinya kesempatan menggunakan toilet. Jika perlu, minta dia menggunakan alas kaki agar dia nyaman duduk di toilet dan memiliki posisi lebih nyaman untuk BAB.
7. Ingatkan si Kecil untuk memperhatikan tanda-tanda “panggilan alam”
Terkadang, si Kecil begitu sibuk bermain hingga mengabaikan rasa ingin BAB. Penundaan seperti ini seringkali menjadi penyebab konstipasi.
8. Bersikap suportif, jangan suka menghukum
Bisa BAB sendiri merupakan suatu hal yang perlu dipelajari anak-anak. Karena itu, dukung dan hargai usaha si Kecil saat belajar BAB. Jangan pernah menghukumnya ketika dia masih belum mahir/tahu harus ke toilet hingga BAB di celana.
9. Tunda atau longgarkan toilet training-nya
Jika Moms curiga bahwa toilet training menjadi penyebab si Kecil konstipasi, hentikanlah sejenak kegiatan tersebut. Kemudian cek apakah konstipasinya membaik. Moms mungkin perlu menerapkan strategi lain dalam toilet training atau menunda hingga si Kecil siap.
Jika cara-cara untuk mengatasi dan mencegah konstipasi di atas tidak juga menunjukkan tanda-tanda positif atau si Kecil menunjukkan gejala-gejala seperti di bawah ini, segera hubungi dokter:
- Demam
- Menolak untuk makan
- Ada darah di feses
- Perut membengkak
- Berat badan turun
- Nyeri kuat saat BAB
- Ada bagian usus yang keluar dari anus (rectal prolapse)
Referensi: Mayo Clinic 1, Mayo Clinic 2
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments