Memang tidak setiap kehamilan kembar pasti akan terkena preeklampsia, akan tetapi kehamilan lebih dari satu / multiple pregnancy sudah masuk ke dalam golongan kehamilan dengan “resiko tinggi” yang patut mendapatkan “perhatian lebih” dari segala aspek, karena dalam satu waktu sang ibu harus berbagi nutrisi kepada lebih dari satu anak yang sedang bertumbuh didalam kandungannya.
Back to my first pregnancy experience, tahun 2014 silam. Dimana aku langsung diberi anugerah dua detak jantung didalam rahimku. Ya, aku hamil kembar 1 telur atau umum disebut kembar identik. Obgyn-ku sudah mengingatkan untuk tidak kaget dengan morning sickness dan keluhan kehamilan yang mungkin muncul dua atau tiga kali lebih parah dari kehamilan pada umumnya.
Namun bisa kukatakan, ini justru kehamilan termudah untukku, tak ada morning sickness, aku bisa melahap apapun tanpa rasa mual dan muntah. Kedua bayiku pun berkembang dengan baik, ada sedikit perbedaan berat badan di antara keduanya, tapi masih dalam batas normal, dan tidak mengarah ke TTTS Syndrome (Twin-twin Transfusion Syndrom; ini adalah komplikasi kehamilan yang terjadi pada janin kembar identik). Pada TTTS, terjadi ketidak-seimbangan aliran darah di antara janin yang berbagi satu plasenta.
Namun ternyata tidak semudah itu moms. Saat kehamilanku memasuki usia 29weeks, kakiku bengkak hingga menyerupai kaki gajah. Saat ditekan, akan menyisakan cekungan yang tidak seketika hilang. Ya, itu sudah masuk kedalam ciri preeklamsia; tungkai bengkak, berat badan naik cepat dalam waktu singkat. Ditambah setelah melakukan pemeriksaan, tekanan darahku tinggi sekitar 180 hingga 200, dan ditemukan kandungan protein dalam urine. Fix, aku harus dirawat intensive untuk mengontrol hipertensi dan memantau kondisi kedua janinku.
Disini aku masih bersyukur, pemilihan obgyn yang tepat saat itu adalah kunci aku dan kedua bayiku survive dan sehat hingga saat ini. Kehamilanku dipantau selama kurang lebih dua minggu saat itu, hingga pada akhirnya harus di terminasi dan kedua bayiku harus dilahirkan di usia 31weeks. Namun lagi-lagi aku bersyukur, pemberian suntik pematang paru membuat paru-paru kedua bayiku kuat dan bekerja baik walaupun mereka lahir lebih cepat dari perkiraan.
Kedua bayiku lahir dengan berat 1,6-1,7kg di usia kehamilan 31weeks. 3 hari perawatan di NICU dan 11 hari di perina, mustahil tidak menyisakan trauma dengan semua rasa cemas dan takut mereka tidak cukup kuat dan survive lahir di kondisi sekecil itu. Mungkin itu alasan kuatku ingin berbagi kisah ini, karena dibalik komentar “lucunyaa anak kembar” atau “ih pengen banget punya anak kembar” ada resiko yang jauh lebih harus diperhatikan dan diwaspadai pada kehamilan kembar, salah satunya preeclampsia ini. Tapi lantas juga tidak berarti kehamilan kembar itu menakutkan, banyak tips dan info mengenai preeclampsia yang bisa kita temukan dan pahami. Dengan memahami, kita akan lebih aware soal kesehatan kita dan bayi yang kita kandung.
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments