Bermain merupakan salah satu cara utama anak-anak belajar mengembangkan kecerdasan dan keterampilan mereka. Olahraga permainan seperti sepak bola, badminton, tenis, dan basket juga menumbuhkan semangat kompetitif si Kecil.
Namun, yang namanya permainan dan kompetisi tentu ada yang menang dan kalah. Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu, terjadi akibat ada suporter Arema yang memprotes pemain dan ofisial tim karena kalah 2-3 dari tim Persebaya. Polisi yang berusaha memukul mundur suporter Arema salah satunya menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Gas air mata tersebut membuat penonton panik dan berusaha melarikan diri keluar stadion.
Berkaca dari tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan korban jiwa tersebut, Moms & Dads perlu mengajarkan kepada si Kecil cara menerima kekalahan agar tidak menjadi penyebab pertikaian antarsesama di kemudian hari.
Baca Juga: Manfaat Mengikutsertakan Anak pada Lomba sejak Dini
Belajar menerima kekalahan sejatinya merupakan bagian yang sangat penting dalam perkembangan kesehatan anak. Cara belajarnya tidak dapat dipelajari dalam satu situasi saja, melainkan merupakan proses yang membutuhkan waktu lama. Sebab, agar si Kecil dapat mengerti inti sikap menerima kekalahan, dia harus dihadapkan pada kemenangan dan kekalahan dalam aktivitas sehari-harinya termasuk ketika bermain dan berkompetisi.
Gimana cara mengajarkan si Kecil menerima kekalahan?
Bersabarlah!
Belajar menerima kekalahan adalah sebuah proses terutama bagi anak-anak yang belum pernah merasakan rasanya kalah. Jadi, jangan berharap si Kecil bisa menguasai emosinya ketika kalah untuk pertama kalinya. Karena itu, bersabarlah dan dampingi dia untuk melewati situasi yang menantang baginya ini, sambil secara bertahap mengajarinya untuk mengelola emosinya.
Berempati
Anak yang dimengerti orang tuanya akan merasakan “efek penyembuhan” dari kekalahan. Realistis saja, semua orang pasti ingin menang, ya kan? Jadi, ketika si Kecil mengalami kekalahan, jangan lupa untuk memberitahunya. “Mama yakin Adik sangat ingin menang. Sabar, ya, Dik, di setiap permainan pasti ada yang menang dan kalah. Yuk, terus berusaha, supaya Adik bisa menang di lain kesempatan.”
Paparkan si Kecil dengan banyak kesempatan bermain dan berkompetisi
Bermainlah bersama si Kecil, terkadang biarkan dia menang, namun terkadang juga biarkan dia kalah. Sesekali mengekspos pada kekalahan baik untuk anak. Kesempatan ini bisa dijadikan ruang untuk belajar menghadapi frustrasi, untuk menghadapi hasil yang tidak disukainya, dan untuk mengenali, memahami, serta mengelola emosinya.
Ajak juga dia untuk bermain dengan anak-anak sebayanya. Bermain sepak bola, basket, atau olahraga beregu lainnya dapat mengajarkan kerja sama dan menstimulasi perkembangan fisiknya.
Dukungan dan kehadiran Moms & Dads sangat penting
Terlepas dari hasil yang diterima si Kecil, baik itu menang atau kalah, kehadiran dan dukungan Moms & Dads sangat penting. Saat si Kecil menang, si Kecil bisa merasakan kebahagiaan bersama kedua orang tuanya. Saat si Kecil kalah, Moms & Dads bisa membantunya mengatasi emosi yang dia rasakan dan mengarahkannya ke hal positif.
Ajarkan aturan main dan fair play
Ketika si Kecil sudah mengetahui aturan main dengan jelas, dia akan lebih memahami dan kecil kemungkinannya merasa tidak sepakat selama bermain. Jadi, cobalah mengajak si Kecil untuk menonton pertandingan olahraga bersama. Diskusikan aturan fair play dan pelajari aturan olahraga tersebut bersama-sama. Tunjukkan pula contoh orang yang tidak menerapkan fair play dan apa konsekuensi atau sanksi yang akan diterima orang tersebut.
Jadilah teladan
Anak-anak adalah peniru ulung. Cara Moms & Dads bertindak saat kalah sangat penting bagi si Kecil. Tunjukkan kekecewaan ketika kalah dan diskusikan emosi yang Moms & Dads rasakan. Tak lupa, ucapkan selamat kepada lawan atas kemenangan mereka dan terima kasih telah menerapkan fair play.
Usai mengungkapkan emosi secara positif dan menerima kekalahan, diskusikan pula dengan si Kecil apa yang akan Moms & Dads lakukan secara berbeda di lain waktu. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa dengan berusaha setiap keterampilan dapat ditingkatkan. Ini mengajak si Kecil untuk berkembang dan tidak menyerah ketika kalah.
Ajak si Kecil berbincang-bincang
Tanyakan kepada si Kecil hal apa yang dia sukai dan tidak sukai dari kegiatannya bermain olahraga tim bersama teman. Dan tanyakan pemahamannya tentang hasil permainan tersebut serta perasaannya selama dan setelah bermain. Jadilah pendengar yang aktif karena ini sekaligus menguatkan bonding antara orang tua dan anak.
Pujilah bagian-bagian yang baik dari sebuah kekalahan
Ketika si Kecil kalah dan tidak menunjukkan keterampilan yang hebat ketika bermain, cobalah temukan sesuatu yang positif dari kekalahan tersebut. Misalnya, pujilah dia ketika dia telah menerapkan fair play saat bermain. Moms & Dads juga bisa mengajarkan nilai-nilai moral yang ingin si Kecil terapkan seperti memberikan selamat kepada pihak yang menang, dll.
Jangan meremehkan pentingnya pertandingan dan kompetisi
Pertandingan basket meskipun hanya untuk mengisi waktu luang sore tadi sangat penting bagi si Kecil. Dan dia dapat menganggap kekalahannya sebagai sesuatu yang sangat sulit bahkan mungkin tantangan terbesar yang dia hadapi dalam hidupnya sejauh ini. Jadi, komentar seperti “Itu hanya permainan saja ga usah dianggap serius” dan semacamnya tidak akan membantunya, dan tidak akan mengajarinya bagaimana menghadapi kekalahan dalam situasi di kemudian hari.
Jangan menganggap remeh emosi si Kecil
Hal terpenting yang harus Moms & Dads ingat adalah apa yang dirasakan si Kecil tentang kekalahan itu nyata dan penting. Mengatakan “Ngapain nangis, kalah pertandingan bukan akhir dunia” malah akan membuat si Kecil berpikir apa yang dia rasakan (kecewa, sedih, dsb.) tidak baik-baik saja. Ini bisa membuatnya menahan emosi atau meniadakan emosi tersebut. Padahal, ini bukanlah strategi yang konstruktif dan dapat menimbulkan berbagai kesulitan psikologis di kehidupannya kelak.
Supaya emosinya dapat tersalurkan dengan baik, bertanyalah kepada si Kecil tentang apa yang dia rasakan. Bantulah dia mengenali apa nama emosi tersebut. Doronglah si Kecil untuk merasakan emosi tersebut untuk sementara waktu dan emosi-emosi negatif tersebut pada akhirnya pasti akan berlalu.
Baca Juga: 10 Baju Bola Terbaik untuk Bayi (Terbaru Tahun 2022)
Ingatlah bahwa jika kita kalah hari ini, jangan menyerah. Sambutlah hari baru dan gunakanlah untuk belajar dan berlatih. Besok adalah kesempatan baru untuk menjadi diri sendiri yang lebih baik daripada hari ini.
Referensi: Novac Djokovic Foundation
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments