Membaca dari judulnya antara morning sickness dan hiperemesis gravidarum seperti tidak ada bedanya ya. Yang ada di benak kita adalah mual muntah pada ibu hamil. Namun, ternyata keduanya berbeda.
Saat hamil pertama saya mengalami Hiperemesis Gravidarum hingga dirawat di rumah sakit. Sejak usia kehamilan 6 minggu, saya merasa mual dan selalu muntah. Dan keluhan tersebut tidak hanya datang saat pagi hari. Namun sepanjang hari. Puncaknya pada kehamilan 14 minggu, saya muntah parah hingga hampir mencapai 10 kali sehari. Badan terasa lemas. Selama hamil pertama dengan keluhan seperti itu, saya sudah mencoba berbagai hal seperti makan sedikit tapi sering, makan biskuit di pagi hari dan minum jahe hangat, menghindari makanan pemicu mual misalnya yang banyak mengandung lemak, menghindari bau tajam, istirahat cukup, mengurangi stres, minum obat pengurang mual dll. Namun, tidak berkurang. Untuk menentukan diagnosa Hiperemesis Gravidarum, diperlukan beberapa pemeriksaan darah dan urine. Apabila ditemukan pemeriksaan dengan hasil keton positif, maka sebaiknya segera menemui dokter agar diberikan terapi/rawat inap. Karena hal tersebut menunjukkan tubuh ibu mulai kekurangan energi. Apabila tidak ditangani dapat membahayakan janin bahkan ibu itu sendiri. Waktu itu saya positif keton 1. Namun kondisi benar-benar lemah, bb turun, tidak ada makanan yang bisa masuk oleh karena itu saya disarankan rawat inap.
Bedanya dengan Morning Sickness, morning sickness adalah kondisi mual dan muntah yang dialami oleh wanita hamil, biasanya pada trimester awal kehamilan. Penyebabnya karena perubahan hormon. Morning sickness dapat memburuk menjadi Hiperemesis Gravidarum.
Mual dan muntah saya benar-benar berhenti setelah saya masuk usia kehamilan 16 minggu.
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments