Kualitas udara di sekitar kita semakin hari semakin merosot. Polusi udara yang semakin banyak dijumpai di lingkungan perumahan di kota-kota besar menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus penyakit pernapasan akut. OurWorldData.org merilis artikel mengenai polusi udara yang menyebutkan bahwa 9% kematian di dunia disebabkan oleh polusi udara. Tidak hanya itu, udara yang buruk juga mempengaruhi kesehatan jantung dan otak manusia.
Meskipun secara umum berdiam diri di rumah dianggap lebih aman dari ancaman terpapar polusi udara, mungkin belum tentu demikian. Kualitas udara yang buruk di dalam ruangan pun bisa terjadi apabila udara beracun dari luar ruangan masuk ke dalam rumah dan terjebak. Ya, meskipun rumah tampak bersih, apabila udara di luar ruangan kotor, area di dalam ruangan pun berisiko besar “tertular” kondisi udara di luar. Bahkan, menurut laporan The Times of India, polusi udara di dalam ruangan bisa 10 kali lipat lebih buruk daripada polusi di luar ruangan.
Untuk membantu meningkatkan kualitas udara di dalam rumah, Moms bisa memasang air purifier. Alat elektronik ini bekerja menyaring udara kotor dan mengeluarkannya kembali setelah dimurnikan. Dalam hal ini, disaring dulu dengan menggunakan filter.
Sekarang ini, ada perangkat air purifier yang dilengkapi dengan sinar Ultraviolet (UV) untuk membunuh virus. Fitur ini kini banyak dicari karena semakin banyaknya kasus virus menular termasuk Corona. Sebenarnya, bagaimanakah pemanfaatan teknologi sinar UV untuk memurnikan udara? Sejauh mana keamanan penggunaan sinar UV pada air purifier yang dipasang di rumah? Mari simak penjelasan singkat berikut ini, Moms.
Fitur terpenting dalam suatu produk air purifier adalah filternya. Filter udara HEPA memang merupakan penentu kualitas alat tersebut. Akan tetapi, ada teknologi lain yang dapat digunakan untuk membersihkan udara yaitu sinar UV.
Sinar UV adalah bentuk radiasi elektromagnetik yang tidak terlihat, seperti halnya gelombang radio dan sinar-X. Paparan sinar UV dapat membakar kulit karena sinar ini bisa menghancurkan sel-sel termasuk sel kulit. Kemampuan menghancurkan sel inilah yang dimanfaatkan untuk menghancurkan partikel-partikel udara kotor.
Ada 3 subkategori sinar UV yaitu sinar UV-A, sinar UV-B, dan sinar UV-C. Sinar UV-A paling banyak ditemukan dalam radiasi matahari yang sampai ke bumi (hingga 95%). Sinar ini digunakan di tanning beduntuk keperluan indoor tanning. Namun, sinar ini juga menyebabkan kerutan kulit dan penuaan dini.
Jenis sinar UV kedua adalah sinar UV-B. Tipe ini paling banyak menyebabkan kulit terbakar. Pasalnya, sinar ini dapat memengaruhi lapisan atas kulit dan merusak DNA. UV-B menjadi salah satu penyebab paling mungkin dari kasus kanker kulit.
Adapun jenis sinar UV yang digunakan dalam air purifier adalah sinar UV-C. Jenis sinar UV ini paling berbahaya bagi organisme dan sel hidup. Meski berbahaya, atmosfer bumi memblokir 100% radiasi UV-C dari matahari. Sehingga, manusia tidak mungkin terpapar sinar ini secara alami.
Perlu diketahui, sinar UV-C dapat dibuat secara artifisial seperti pada lampu merkuri, lampu LED, dan lampu pada air purifier. Bahayanya sinar UV-C sudah jelas bagi manusia. Dr. Kevin Kahn menyebutkan bahwa manusia yang terpapar sinar UV-C berkepanjangan dapat berisiko mengalami kerusakan kornea mata yang sering disebut “welder’s eye”, meski pada umumnya dapat sembuh setelah beberapa hari, dan mungkin menyebabkan peradangan kornea dan nyeri hebat pada mata (fotokeratitis akut).
Selain itu, efek akut dari paparan sinar UV-C berkepanjangan adalah kemerahan hingga luka bakar. Risiko jangka panjangnya termasuk penuaan dini pada kulit dan kanker kulit.
Di sisi lain, bila digunakan dengan benar, sifat berbahaya dari sinar ini dapat dimanfaatkan untuk memurnikan udara. Sinar UV-C dapat merusak sel dengan menghancurkan asam nukleat dan mengganggu DNA mereka, yang bisa membunuh sel-sel tersebut atau membuat mereka cacat. Setelah paparan sinar UV yang berkepanjangan, sel tersebut tidak dapat melakukan fungsi vitalnya.
Air purifier dengan teknologi sinar UV-C menarik udara ke dalam alat. Setelah melewati filter HEPA, udara kemudian melewati ruang internal kecil. Di situ, udara akan terkena sinar UV-C. Partikel-partikel yang ada di udara tersebut, termasuk bakteri dan virus, akan dimatikan atau dibuat cacat sehingga tidak bisa bereproduksi. Kemudian, udara akan disalurkan melalui filter lain sebelum dilepaskan ke dalam ruangan.
Sinar UV-C pada air purifier terdapat di dalam tabung yang ada di dalam unit tersebut sehingga tidak akan terpancar langsung ke ruangan. Fungsinya memang untuk mensterilisasi udara yang telah disaring oleh filter. Karena terdapat di dalam tabung, sinarnya tidak akan langsung terkena kulit manusia.
Setelah mengetahui hal-hal tersebut di atas, tentu kini Moms tahu bahwa UV air purifier aman diletakkan di dalam rumah. Bahkan, disarankan untuk menempatkannya di ruangan tertutup agar bekerja optimal.
Referensi: Home Steady, Kent, Klaran, Oransi, OurWorldData.org, The Times of India
Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out!
Comments